Minggu, 15 Juli 2018

TEKNIK PERAWATAN MESIN RUANG BAKAR

MAKALAH
TUGAS 2 TEKNIK PERAWATAN
RUANG BAKAR




Disusun Oleh :
                                        NAMA            : DANI ARIANTO
NPM                : 21415573
KELAS            : 3IC08

  
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018








PENDAHULUAN
BAB I

1.1           Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merambah kedalam banyak bidang ilmu pengetahuan, tidak terkeciali dalam bidang teknik otomotif. Perkembangan otomotif sekarang ini sangatlah pesat. Kehidupan sekang ini tidak jauh dari transportasi sperti kendaraan motor, mobil dan yang lainnya karena sudah menjadi kebutuhan sebagai alat transportasi dalam mendistribusikan bidang sandang, pangan dan papan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dibidang teknik otomotif, terdapat banyak sistem seperti sistem penggerak, chasis, electrical, pendingin, bahan bakar, pengereman dll. Dalam pengaplikasian ilmu otomotif agar dapat melakukan perawataan pada mesin. mesin beroperasi sesuai kebutuhan manusia akan mengalami penurunan performa dari setiap sistem yang ada dikendaraan tersebut, maka dari itu perlu dilakukan service berkala sesuai dengan kerusakannya.
Dalam suatu kendaraan pasti memiliki ruang bakar maka dari itu perlu diakukan perawatan berkala. Tujuan dari perawatan ruang bakar adalah agar mesin tetap selalu Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang sangat dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin motor ,akan memberikan daya yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja pada motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada sistem bahan bakar ,kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar pada efisiensi dan daya kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan bakar bekerja dengan optimal yaitu dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar.
Sistem bahan bakar akan bekerja optimal jika seluruh komponen bekerja dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki . Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang sangat dominan dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin motor ,akan memberikan daya yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja pada motor tersebut berfungsi dengan baik begitu pula kerja pada sistem bahan bakar ,kelancaran kerja pada sistem ini akan berpengaruh besar pada efisiensi dan daya kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan bakar bekerja dengan optimal yaitu dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar.
Sistem bahan bakar akan bekerja optimal jika seluruh komponen bekerja dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki .
1.2            Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Mengapa terjadinya penurunan performa tenaga mesin.
2. Mengapa terjadi kerak pada ruang bakar .
1.3            Batasan Masalah
Terbentuknya batasan masalah yang terjadi karena luasnya ruang lingkup yang berkaitan dengan tugas matakuliah teknik perawatan mesin, dan keterbatasan kemampuan, biaya, waktu dan lain-lain. Maka permasalahan yang dibahas pada penelitian ini meliputi, kenapa terjadi penurunan performa tenaga mesin dan mengapa terjadinya kerak pada ruang bakar.
1.4            Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penilitian ini adalah :
1.      Memahami sistem dan prinsip kerja perawatan ruang bakar.
2.      Memahami fungsi dan komponen yang ada pada bagian-bagian ruang bakan.




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Pengertian Umum Mesin Bensin
Motor bakar adalah jenis mesin kalor yang termasuk Mesin Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine). Internal Combustion Engine (I.C. Engine) adalah mesin kalor yang mengubah energi kimia bahan bakar menjadi kerja mekanis, yaitu dalam bentuk putaran poros. Energi kimia bahan bakar pertama diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran atau oksidasi dengan udara dalam mesin. Energi panas ini meningkatkan temperatur dan tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi ini kemudian berekspansi melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi ini diubah oleh mekanisme link menjadi putaran crankshaft, yang merupakan output dari mesin tersebut. Crankshaft selanjutnya dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah poros untuk mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis yang selanjutnya energi ini dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.
Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan, dimana pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan siklus Otto dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke) dan 2 langkah (two stroke). Untuk mesin 4 langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol (crank shaft) untuk tiap siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2 kali gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran. Sementara yang dimaksud langkah adalah gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas) atauTDC (Top Death Center) sampai TMB (Titik Mati Bawah) atau BDC (Bottom Death Center) maupun sebaliknya dari TMB ke TMA .



2.2       Siklus Udara Volume Konstan (Siklus Otto)
Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan siklus volume konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan pengeluaran kalor terjadi pada volume konstan. Siklus ini adalah siklus yang ideal. Seperti yang terlihat di diagram P – V Gambar 2.1.



Gambar 2.1. Diagram P – V Siklus Otto (siklus Volume Konstan).

Adapun siklus ini adalah sebagai berikut :

1.       Langkah 0 – 1 adalah langkah hisap, yang terjadi pada tekanan (P) konstan.

2.       Langkah 1 – 2 adalah langkah kompresi, pada kondisi isentropik.

3.       Langkah 2 – 3 adalah dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada volume konstan.

4.       Langkah 3 – 4 adalah proses ekspansi, yang terjadi secara isentropik.

5.       Langkah 4 – 1 adalah langkah pengeluaran kalor pada volume konstan.

6.        Langkah 1 – 0 adalah proses tekanan konstan.

2.3       Bahan Bakar
Bahan bakar pada umumnya merupakan suatu senyawa yang mengandung unsur hidrokarbon. Hampir semua jenis bahan bakar yang beredar di pasaran berasal dari minyak bumi beserta turunannya yang kemudian diolah menjadi berbagai macam dan jenis bahan bakar. Bahan itu sendiri sangat diperlukan dalam proses pembakaran yang terjadi di ruang bakar. Bahan bakar yang digunakan motor bakar harus memenuhi kriteria sifat fisik dan sifat kimia, antara lain :
a.         nilai bakar bahan bakar itu sendiri

b.        densitas energi yang tinggi

c.         tidak beracun

d.        stabilitas panas

e.         rendah polusi

f.         mudah dipakai dan disimpan

Sedangkan sifat alamiah dari bahan bakar itu sendiri:
a.         Volatility (Penguapan) adalah kemampuan menguap dari bahan bakar pada temperatur tertentu dalam proses destilasi.

b.        Titik nyala adalah temperatur tertentu dimana bahan bakar dapat terbakar dengan sendirinya tanpa bantuan percikan api.

c.         Gravitasi spesifik, merupakan perbandingan berat jenis bahan bakar terhadap acuan tertentu (terhadap berat jenis udara ataupun air).

d.        Nilai bakar, merupakan jumlah energi yang terkandung dalam bahan bakar.
Bahan bakar yang digunakan dalam motor bakar dapat dibedakan menurut wujudnya menjadi 3 kelompok, yaitu gas, cair, dan padat. Bahan bakar gas pada saat ini biasanya berasal dari gas alam, sedangkan bahan bakar cair berasal dari hasil penyulingan minyak bumi. Bahan bakar padat biasanya berupa batu bara. Adapun kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan dalam motor bakar adalah sebagai berikut :

a.    Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat  mungkin dan panas yang dihasilkan harus tinggi.

b.    Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau deposit setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder.

c.    Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepaskan ke atmosfer.

2.3.1    Premium
Pada bahan bakar kita mengenal angka oktan. Bilangan oktan suatu bahan bakar diukur dengan mesin CFR (Coordinating Fuel Research), yaitu sebuah mesin penguji yang perbandingan kompresinya dapat diubah-ubah. Di dalam pengukuran itu ditetapkan kondisi standar operasinya (putaran, temperatur, tekanan, kelembaban udara masuk, dan sebagainya).
Untuk motor bensin ditetapkan heptana normal dan isooktana sebagai bahan bakar pembanding. Heptana normal (C7H16) adalah bahan bakar yang mudah berdetonasi di dalam motor bakar oleh karena itu dinyatakan sebagai bahan bakar dengan bilangan oktannol. Iso-oktana (2,2,4-trimethylpentane) adalah bahan bakar hidrokarbon yang tidak mudah berdetonasi dan dinyatakan dengan bilangan oktan 100.
Bensin yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi, terkadang kurang memuaskan secara mutu untuk penggunaan pada motor bakar. Biasanya sebelum digunakan, bensin ditambah dengan suatu aditif yang dapat memperbaiki kualitas dari bensin itu sendiri. Aditif tersebut antara lain adalah TEL (Tetra Ethyl Lead / (C2H5)4Pb) atau TML (Tetra Methyl Lead / (CH3)4Pb). Aditif ini berfungsi sebagai zat anti knocking karena dengan penambahan zat ini pada bahan bakar bensin dapat meningkatkan angka oktan sehingga ketika dikompresikan dalam ruang ruang bakar tidak menimbulkan knocking atau detonasi. Angka oktan bensin semula berkisar antara 75 sampai 85, sedangkan setelah penambahan zat aditif ini angka oktan bensin dapat meningkat menjadi 90 sampai 95. TEL mempunyai sifat larut dalam bensin dan mendidih pada temperatur 2000C, serta mempunyai berat sekitar 1,7 kg/liter. Kandungan utama dari TEL adalah timbal dimana timbal merupakan partikel berat yang sangat berbahaya bagi umat manusia.
Bahan bakar bensin adalah senyawa hidrokarbon yang kandungan oktana atau isooktananya tinggi. Senyawa oktana adalah senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai patokan untuk menentukan kualitas bahan bakar bensin yang dikenal dengan istilah angka oktana. Dalam pengertian ini bahan bakar bensin dibandingkan dengan campuran isooktana atau 2,3,4 trimetilpentana dengan heptana. Isooktana dianggap sebagai bahan bakar paling baik karena hanya pada kompresi tinggi saja isooktana memberikan bunyi ketukan (detonasi) pada mesin. Sebaliknya, heptana dianggap sebagai bahan bakar paling buruk. Angka oktana 100, artinya bahan bakar bensin tersebut setara dengan isooktana murni. Angka oktana 80, artinya bensin tersebut merupakan campuran 80% isooktana dan 20% heptana.
2.4       Jenis dan macam ruang bakar


Ruang bakar disebut juga dengan Combustion chamber. pada motor bensin ruang bakar ini terdapat beberapa jenis dan macamnya, Berikut jenis dan macam-macam ruang bakar pada motor bensin:
1.  Ruang bakar setengah bulat - jenis ruang bakar
   Jenis ruang bakar yang pertama adalah ruang bakar setengan bulat, combustion chamber tipe ini m emiliki permukaan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan ruang bakar yang lain dengan kapasitas mesin yang sama. Ruang bakar ini mempunyai efisiensi panas yang sangat tinggi, selain itu juga kontruksi dari ruang bakar jenis ini lebih sempurna. Akan tetapi combustion chamber tipe ini juga mempunyai kekurangan, yaitu rumit dalam hal penempatan mekanisme katupnya. Untuk kontruksi dari macam ruang bakar ini dapat anda lihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 Ruang bakar model setengah lingkaran

          2.Ruang bakar model baji - macam ruang bakar
             Macam ruang bakar yang kedua adalah model baji, model ruang bakar yang satu ini juga memiliki efisiensi panas yang baik, selain itu juga mempunyai kontruksi mekanisme katup yang lebih sederhana lagi bila dibandingkan dengan ruang bakar setengah bulat. Kontruksi dari ruang bakar tipe baji, dapat anda lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.3 Raung bakar model baji


               3. Ruang bakar tipe bak mandi - macam ruang bakar
                Jenis ruang bakar yang ketiga adalah model bak mandi, sesuai dengan namanya ruang bakar model ini memang seperti bak mandi. Kontruksi dari ruang bakar model bak mandi ini cukup sederhana, sehingga biaya produksinya pun tidak mahal. Hal ini dikarenakan katup yang digunakan memiliki diameter yang kecil. Dengan bentuk ruang bakar yang menyerupai bak mandi, maka nantinya akan terjadi pusaran gas yang berguna untuk memaksimalkan pembakaran. Sama dengan ruang bakar yang lain, ruang bakar tipe ini juga mempunya kerugian. Kerugiannya adalah pada saat menghisap campuran udara dan bahan bakar, atau pada saat membuang gas hasil pembakaran kurang sempurna bila dibandingkan dengan jenis ruang bakar yang lainnya. 
Gambar 2.4 Ruang bakar tipe kamar mandi

4. Ruang bakar model pent roof - jenis ruang bakar
   Macam ruang bakar yang keempat adalah ruang bakar model pent roof, model ini berbentuk segi empat, dan apabila dihubungkan ke titik pusat hampir sama dengan atap suatu bangunan, sehingga disebut dengan pent roof. Karena bentuknya yang seperti atap rumah, ruang bakar ini digunakan pada mesin yang memiliki katup dengan jumlah yang melebihi 2 setiap silindernya.


Gambar 2.5 Ruang bakar model pent roof
Kelebihan dari ruang bakar model ini adalah memberikan efek semburan gas yaang lebih cepat terbakar, dan penempatan spark plug berada di tengah dari ruang bakar.
2.5.1        Komponen – komponen pada sistem ruang bakar
1. Blok silinder (Cylinder Block)

fungsi : sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses pembakaran bahan bakar.

Gambar 2.6 Blok silinder (Cylinder Block)
2. Torak (piston)


fungsi : untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil pembakaran         bahan bakar ke poros engkol (crank shaft) melalui batang torak (connecting road).
Gambar 2.7 Torak (piston)
3. Cincin Torak (Ring piston)
fungsi: - Mencegah kebocoran gas bahan bakar saat langkah kompresi dan usaha.
- Mencegah masuknya oli pelumas ke ruang bakar. 
- Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder.
Gambar 2.8 Cincin Torak (Ring piston)
4. Batang Torak (Connecting Rod)

fungsi: Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran bahan bakar dan meneruskannya keporos engkol.
                                       Gambar 2.9 Batang Torak (Connecting Rod)
5. Poros Engkol (crank shaft)
  fungsi: Mengubah gerak naik turun torak menjadi gerak berputar yang akhirnya  menggerakkan roda-roda











Gambar 2.10 Poros Engkol (crank shaft)
6. Bantalan (Bearing)
fungsi: Mencegah keausan dan mengurangi gesekan pada poros engkol.


Gambar 2.11 Bantalan (Bearing)
7. Roda Penerus (Fly Wheel)

                fungsi: Menyimpan tenaga putar ( inertia ) yang dihasilkan pada langkah usaha, agar poros               engkol tetap berputar terus pada langkah lainnya.

Gambar 2.12 Roda Penerus (Fly Wheel)
8. Katup (Valve)



    fungsi: Membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang.


Gambar 2.13 Katup (Valve)
9. Pegas Katup (Valve Spring)

fungsi: Mengembalikan katup pada kedudukan/posisi semula dan memberi tekanan pada katup agar dapat menutup dengan rapat
Gambar 2.14 Pegas Katup (Valve Spring)
10. Tuas Katup ( Rocker arm )

                  fungsi: Menekan katup - katup sehingga dapat membuka dan menutup.
Gambar 2.15 Tuas Katup ( Rocker arm )
11. Poros Bubungan / Poros Nok ( camshaft )
fungsi: Membuka dan menutup katup sesuai dengan waktu ( Timming ) yang telah ditentukan.

Gambar 2.16 Poros Bubungan / Poros Nok ( camshaft )
12. Pena Torak ( Piston pin )
      fungsi: Menghubungkan torak dengan connecting rod melalui lubang     bushing.







       

              Gambar 2.17 Pena Torak ( Piston pin )
13. Kepala Silinder ( Cylinder Head )
fungsi: Tempat kedudukan mekanisme katup, ruang bakar, busi dan        sebagai tutup blok silinder.
                 Gambar 2.18 Kepala Silinder ( Cylinder Head )


BAB III
PEMBAHASAN

3.1       Alur Perawatan Ruang Bakar Pada mobil

                                Mulai



Siapkan Alat Dan Bahan


Pengecekan


Pembongkaran


Bersihkan dan penggantian
komponen


Pemasangan


Rapihkan alat dan bahan


Selesai


Gambar 3.1 Alur Perawatan Ruang Bakar Pada mobil


3.2       Proses Perawatan Ruang Bakar Pada mobil
3.2.1    Alat dan Bahan
Pada penelitian ini bahan yang diperlukan seluruh komponen sistem pendingin radiator. Alat-alat yang digunakan sebagai berikut: 

3.2.2    Pembongkaran Mesin
            Proses overhaul dilakukan dengan membongkar seluruh mekanisme komponen mesin, hal tersebut dilakukan guna mengetahui kondisi komponen-komponen didalamnya, serta untuk menganalisa kerusakan yang terjadi didalam mekanisme tersebut. Adapun proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan pembongkaran, untuk mempermudah pekerjaan seluruh komponen engine di angkat dari engine bay. Proses yang dilakukan sebelum mengeluarkan mesin yaitu :
1.      Mengeluarkan mesin dari engine bay
a.       Meguras air pendingin mesin.
b.      Melepaskan kabel tegangan tinggi dari busi.
c.       Melepaskan busi.
d.      Lepaskan selang bahan bakar dan selang vakum..
e.       Melepasakan selang PVC dari tutup kepala silinder di lepas, 8 baut pengikat exhaust manifold.
f.       Melepaskan selang bypass air.
g.      Melepaskan belt alternator, kompresor dan kipas radiator.
h.      Melepaskan 2 buah baut pengikat engine pada engine mounting.
i.          Memasangkan tali mengitari mesin agar saat di angkat beban tali tidak tertuju pada satu titik.
Setelah mesin di keluarkan dari engine bay proses selanjutnya yaitu melakukan pembongkaran selanjutnya yang meliputi mekanisme katup, kepala silinder, mekanisme engkol, dan blok silinder.
                  2.Membongkar timing belt.
a.       Jika pully pompa air, tali kipas, alternator dan kompresor sudah di lepaskan sabuknya, langkah selanjutnya,
b.      Melepaskan 4 baut pully kemudian melepaskan pully.
c.       Melepaskan dudukan fan radiator.
d.      Membuka cover timing belt bagian atas dan juga bawah.
                          Mengendorkan baut tensioner timing belt
            3.      Membongkar kepala silinder dan mekanisme katup.
a.    Membuka rockr cover. Dengan melepaskan 2 buah baut yang mengikatnya. Saat mengangkat hati-hati karena gasket yang digunakan untuk mencegah keluarnya oli dari mekanisme katup.
b.  Membuka baut rocker arm and shafts yang berjumlah 10 buah dengan menggunakan kunci shock untuk mencegah rusaknya baut.
c.     Melepaskan camshaft dari dudukannya.
Secara merata baut-baut pengikat kepala silinder dikendorkan dan dilepas dalam beberapa tahap, untuk mencegah kebengkokan atau keretakan pada kepala silinder. Kemudian kepala silinder diturunkan dengan hati-hati dari trainer.
     d. Untuk melepas katup-katup digunakan valve spring compessorkemudian menyusun pegas katup, dudukan katup, penahan katup dan katup secara berurutan untuk mencegah tertukarnya komponen.
4.        Membongkar blok silinder dan mekanisme engkol.
                               a. Mengeluarkan oli yang ada dalam mesin melalui baut pembuangan yang ada di bak oli.
             b. Membuka bak oli / oil pan.
                        c. Membongkar blok silinder dilakukan setelah hampir keseluruhan sistem                   dibongkar. Pertama flywhell dilepas,
                        d. Baut penahan oil seal belakang dan gasketnya dilepas.
                         e. Melepas connecting rod cap dan bantalannya.
           f. Piston di tekan dan connecting rod keluar dari silinder, kemudian piston connecting rod, connecting rod cap dan bantalannya disusun secara berurutan.
                      g. Piston ring di lepas untuk dilakukan pengecekan.
                     h. Snapring pada piston pin dilepas, kemudian piston pin, torak danconnecting road.
                   i. 10 baut main bearing cap dikendorkan dan dilepas secara merata dan bertahap, kemudian main bearing cap dan bantalan crankshaft bagian bawah dilepas. Kemudian disusun dengan urutan yang benar untuk menghindari komponen yang tertukar.
            j. Crankshaft dikeluarkan dari blok silinder dan bantalan crankshaft bagian atas bersama trust washer atas dilepas, kemudian disusun dengan urutan yang benar atau di beri tanda untuk mengindarkan kompenennya tertukar.
3.2.3    Pembongkaran Mesin
            Proses ini meliputi seluruh komponen yang telah di bongkar menggunakan bensin ataupun campuran dari solar dan detergent sebagai pelarut kotoran, disikat menggunakan sikat yang sedikit keras. Untuk membersihkan material gasket menggunakan scrap dan untuk material karbon yang terdapat pada ruang bakar, piston dan katup-katup dapat dikikis menggunakan sikat kawat. Dalam proses pembersihan menggunakan sikat kawat harus berhati-hati agar komponen tidak rusak atau cacat karene terlalu keras saat menggunakan sikat kawat.
3.2.4    Melakukan Pemeriksaan dan Pengukuran.
Proses pemeriksaan dan analisa meliputi mekanisme katup, kepala silinder,mekanisme engkol dan blok silinder. Pemeriksaan menggunakan buku panduaan manual book Mitsubishi Engine 4G3-Series.
1.      Pemeriksaan dan pengukuran blok silinder.
1)   Pemeriksaan secara visual.
Gambar 3.1. Blok Silinder.
-  Hasil Pemeriksaan : Blok silinder dalam kondisi prima dan tidak mengalami kerusakan yang membutuhkan perbaikan, hanya membutuhkan perawatan untuk membersihkan water jacket.
-  Analisa dan Kesimpulan : Kondisi blok silinder tidak memerlukan perbaikan.
2)   Mengukur keovalan dan ketirusan lubang silinder menurut arah aksial dan arah dorong di bagian atas, tengah dan bawah menggunakan cylinder bore gauge(ukuran lubang standar – mm). Adapun tahapan-tahapan dari pengukurancylinder linier adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat dan block cylinder yang akan diukur, alat yang digunakan dalam proses pengukuran ini adalah micrometer secrupvernier calliper dan bore gauge.
Adapun tahapan-tahapan dari pengukuran cylinder linier adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat dan block cylinder yang akan diukur, alat yang digunakan dalam proses pengukuran ini adalah micrometer secrup,vernier calliper dan bore gauge.
2. Mengukur bagian atas dari lubang silinder yang tidak termakanoleh ring pistondengan menggunakan vernier calliper, hal inibertujuan untuk mengetahui oversize cylinder dan untuk mengkalibrasi bore gauge.
3. Kalibrasi micro meter secrup dan atur sesuai diameter silinder
-Kalibrasi bore gauge hingga menujukan angka 0 dengan menggnakan micrometer secrup yang telah diatur ukurannya sesuai diameter silinder.
-Setelah alat dikalibrasi, langkah selanjutnya adalah mengukur diameter silinder dengan menggunakan bore gauge. Pengukuran dilakukan dengan memasukan bore gauge ke  dalam silinder dan ukur secara silang atau X dan Y, di tiga titik ruang silinder yaitu atas, tengah dan bawah.

3.4.5.   Perbaikan dan Penggantian Komponen.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengukuran hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengganti komponen yang sudah melebihi batas limit ukuran standar. Komponen yang harus di ganti dan diperbaiki adalah :
Penggantian gasket full , Penggantian Ring Piston , Mengganti Bantalan main jurnaldan crank pin, Mengganti pompa oli, Perbaikan pada poros engkol. Proses perbaikan dan penggantian komponen-komponen diatas akan dirincikan sebagai berikut:
1.      Penggantian gasket full.
Proses ini dilakukan bersamaan saat perakitan, semua gasket dan seal yang tidak bisa dipakai lagi diganti. Dalam pemasangannya gasket harus sesuai posisinya, tidak boleh terbalik atau sampai menutupi saluran-saluran tertentu.
2.     Penggantian ring piston.
Penggantian ring piston diharuskan karena celah clereance ring piston dengan dinding blok silinder sudah melebihi standar yang telah ditetapkan dan akan mengakibatkan kebocoran kompresi serta tenaga yang di hasilkan oleh mesin menjadi tidak maksimal.
3.4.6.   Proses Perakitan.
               A.  Merakit blok silinder dan mekanisme engkol.
1)      Crankshaft dipasang pada blok silinder.
2)   Baut main bearing cap di olesi oli, kemudian dipasang dan dikencangkan secara bertahap sambil memutarkan crankshaft. Pengencangan menggunakan kunci momen sampai momen
spesifikasi. (53 Nm / 5,3 kgm)
3)      Piston pin dan lubang piston diolesi oli, kemudian diluruskan tanda depan pada piston dan connecting rod sambil menekan piston pin masuk lubangpiston.
4)      Pasang snapring pada piston pin.
5)      Ring oli dan 2 rel sisi dipasang menggunakan tangan.
6)    2 ring kompresi dipasang dengan tanda menghadap keatas menggunakan tangan ataupun menggunakan piston ring expander. ujung-ujung piston ring diposisikan agar tak segaris ( untuk mencegah terjadinya kebocoran kompresi).
7)      Bantalan crank pin poros engkol dipasang.
8)      Memasang piston kedalam silinder sesuai dengan nomornya dan tanda peasangannya menghadap kedepan dengan menggunakan piston ring compressor.
9)      Connecting rod cap       di pasang dengan nomor dan tanda
pemasangannya menghadap ke depan.
10)Baut connecting rod cap dipasang sesuai momen spesifikasinya menggunakan bantuan dari kunci momen. ( 34 Nm / 3,4 kgm).
11)Putar poros engkol sampai putarannya lembut.
12)Pasang penahan oil seal belakang dan pasang gasket.
13)Pasang oil pan dan kencangkab baut-baut pada oil pan secara merata agar tidak terjadi kebocoran.
B. Merakit kepala silinder dan mekanisme katup.
1)      Pasang Oil seal katup.
2)  Dudukan pegas, katup dan pegas dipasang kemudian pegas ditekan dengan menggunakan valve spring compressor dan penahan pegas dipasang.
3)      Setelah pegas terpasang, kemudian ujung-ujung batang katup dipukul agar pegas berada pada tempatnya dengan sempurna untuk mencegah kebocoran kompresi.
4)  Permukaan blok silinder dibersihkan dan gasket kepala silinder pada blok silinder dipasang, meluruskan lubang-lubang baut, air dan oli.
5)      Permukaan silinder dibersihkan kemudian diletakkan pada posisinya diatasgasket.
6)      Ujung-ujung baut kepala silinder diolesi oli dan dipasang pada kepala silinder. Baut-baut dikencangkan secara berurutan sesuai dengan momen spesifikasi dengan menggunakan kunci momen. (Spesifikasi momen pengencangan 73 Nm / 7,3 kgm)
7)     Pasang Camshaft pada dudukannya.
8)  Memasang rockr arm, pastikan silinder 1 dalam posisi TMA untuk memudahkan penyetelan katup dan juga pemasangan camshaft, kencangkan baut pengikat rock arm
9)      Memasang camshaft sprocket .
10)  Memasang rockr cover.
C. Memasang pompa oli dan timing belt.
1)      Posisikan piston silinder 1 pada TMA dengan cara memutar poros engkol.
2)      Posisikan tanda pada camshaft sprocket dan crankshaft sprocket dengan tanda yang ada pada body.
3)      Sesuaikan tanda pada oil pump sprocket dengan tanda yang ada pada bodymesin.
4)      Kendurkan baut tensioner pada mounting engine.
5)      Pasang timing belt pada crankshaft sprocket, oil pump sprocket dan camshaft sprocket.
6)      Putar crankshaft searah jarum jam sampai 2 gigi pada camshaft sprocketmelewati tanda pada body.
7)      Kencangkan mur pada tensioner.


BAB IV
PENUTUP

4.1       Kesimpulan
Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa lubang silinder telah di atas ukuran standarnya dan sudah di oversize ukuran 50. Kondisi lubang terdapat sedikit goresan tetapi tidak memerlukan oversize kembali karena masih dalam batas pemakaian. Goresan yang ada bisa di karenakan pada saat awal oversize ukuran lubang silinder masih terlalu sempit sehingga ring piston mengalami gesekan yang keras dengan dinding silinder. Pada visual Blok silinder dalam kondisi prima dan tidak mengalami kerusakan yang membutuhkan perbaikan, hanya membutuhkan perawatan untuk membersihkan water jacket.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar