Minggu, 15 November 2015

Backpaker boleh tapi ibdah jangan di tinggalin

Bagi seorang muslim, shalat adalah hal yang wajib dilakukan, di manapun berada dan dalam kondisi apapun. Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan oleh urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya.
Ketika melakukan perjalanan seperti mendaki gunung, merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia, apa lagi pada jaman modern ini. Perjalanan selalu membutuhkan tenaga dan menyita waktu kita, entah itu banyak atau sedikit. Meski dengan berkembangnya teknologi transportasi, jarak tempuh perjalanan tidak selalu berbanding lurus dengan waktu yang dibutuhkan, karena ada faktor lain yang sangat menentukan, yaitu alat transportasi yang dipergunakan serta kondisi di perjalanan.
Untuk itu, Islam memberi solusi dengan memberikan aturan-aturan yang sangat mempermudah bagi para musafir atau traveller dalam hal ini pendaki gunung. Sholat yang dilaksanakan dalam perjalanan biasa disebut sholatus safar.
1. Shalat di Kendaraan
Ketika sedang berada di perjalanan, katakanlah menuju lokasi pendakian membutuhkan perjalanan sehari semalam. Otomatis selama perjalanan kita akan melewati beberapa kali waktu shalat. Nah, ada beberapa cara melakukan shalat dalam perjalanan ketika di dalam pesawat/kereta api/bus.
– Tayammum pengganti Wudhu
Media yang dapat digunakan untuk bertayammum adalah seluruh permukaan bumi yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah yang berair, lembab ataupun kering.
Tata cara tayammum :
– Membaca basmalah (Bismillahirrahmannirrahim)
– Meletakkan kedua telapak tangan kepada benda atau tempat yang berdebu bersih
– Kedua telapak tangan tersebut dihirup atau ditapukkan kemudian diusapkan ke muka
– Kedua telapak tangan, tangan kiri mengusap punggung telapak tangan kanan, dan sebaliknya tangan mengusap punggung telapak tangan kiri (ada pendapat sampai kedua sikut)
– Urutan dilakukan dengan tertib
Shalat menghadap arah duduk
Jika di atas kendaraan mampu shalat sambil menghadap kiblat maka wajib shalat dengan menghadap kiblat, meskipun sambil duduk. Namun jika tidak memungkinkan menghadap kiblat, bisa shalat dengan menghadap sesuai arah kendaraan.
Sebagian pendapat mengatakan, selain melaksanakan shalat ketika di kendaraan/pesawat untuk menghormati waktu shalat, setiba di tujuan wajib mengulangi (mengqadha) shalatnya.
2. Shalat di Gunung
Ketika dalam pendakian, beberapa kondisi akan terjadi pada diri kita. Misalnya udara dingin, mengejar waktu agar tidak kemalaman tiba di camp, dis-orientasi arah dan persediaan air yang terbatas. Untuk menghadapi hal-hal seperti ini, Islam pun memberikan solusi agar tetap bisa menjalankan shalat.
Dalam berwudhu, anggota badan yang wajib untuk dibasuh adalah wajah, kedua tangan hingga batas siku, mengusap sebagian kepala dan mencuci kaki hingga batas mata kaki. Masing-masing wajib dibasuh/diusap sekali saja. Kalau dua atau tiga kali sifat hanya sunnah. Namun bila kondisinya sangat dingin dan khawatir menyebabkan penyakit, maka boleh melakukan tayammum. Yaitu dengan menyapu wajah dan tangan dengan tanah/debu sebagai ganti dari wudhu.
Berwudhu juga bisa dilakukan ketika masih menggunakan sepatu. Praktek seperti ini memang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dahulu. Dan menjadi bagian dalam tata aturan berwudhu` terutama bila dalam keadaan udara yang sangat dingin.
Caranya sama dengan wudhu` biasa kecuali hanya pada ketika hendak mencuci kaki, maka tidak perlu mencopot sepatu, tapi cukup membasuh bagian atas sepatu dari bagian depat terus ke belakang sebagai ganti dari cuci kaki. Sepatu tetap dalam keadaan dipakai dan tidak dilepas.
Namun perlu diingat, sepatu yang digunakan haruslah yang menutupi hingga mata kaki dan bukan terbuat dari bahan yang tipis tembus air. Juga tidak boleh ada bagian yang bolong/robek.
3. Shalat menghadap kiblat
Ketika hari masih terang, kita mudah menentukan arah kiblat. Namun akan menjadi kendala ketika malam hari atau ketika kondisi tertutup kabut tebal yang menutup cahaya matahari.
Ada beberapa cara menentukan arah kiblat :
– Cara termudah gunakan kompas/GPS
– Lihat kalau ada kuburan, biasanya kalau Islam kuburannya menghadap barat. Di beberapa gunung di Jawa, di puncak gunung terdapat kuburan. Namun terkadang di kawasan tertentu di Jawa, kuburan ada yang menghadap utara-selatan.
– Perhatikan tumbuhan lumut yang banyak terdapat di gunung. Lumut biasa hidup di daerah yang minim mendapatkan cahaya matahari, oleh karena itu kebanyakan lumut akan hidup di daerah yang menghadap ke arah barat.
– Rasi Bintang Orion (Bintang Waluku/Bajak/Belantik) untuk arah Barat.
Ini adalah rasi paling mudah dikenali. Ciri khasnya adalah tiga buah bintang yang terang, saling berdekatan dan dalam satu garis lurus. Tiga bintang itu disebut sabuk orion. Satu garis yang menghubungkan tiga bintang itu bisa dijadikan petunjuk arah kiblat.
4. Shalat pakai sepatu trekking boleh?
Seorang yang shalat boleh dalam kondisi sedang mengenakan sepatu, maksudnya pakai sepatunya sebelum shalat, bukan saat sedang shalat. Jadi waktu sedang shalat, sepatunya dalam keadaan terpakai.
5. Shalat Jamak dan Qasar
Shalat fardhu boleh dijamak bila anda dalam keadaan safar/melakukan perjalanan. Mendaki gunung termasuk salah satu bentuk perjalanan yang bisa dijadikan dasar dari menjamak shalat. Shalat yang boleh dijama’ adalah shalat zhuhur dengan shalat ashar, dan shalat maghrib dengan shalat isya.
Ada pula yang namanya mengqasar shalat. Cara melaksanakan shalat qasar dengan meringkas jumlah rakaat, misalnya shalat zhuhur, asar dan isya yang tadinya 4 rakaat di qasar/ diringkas menjadi 2 rakaat.
6. Buang Air Besar
Bagi sebagian pendaki, “setor” buang hajat terkadang menjadi kendala ketika naik gunung. Mungkin karena tidak terbiasa, jadi terpaksa mencari lokasi yang sekiranya nyaman untuk buang hajat. Yang menjadi masalah adalah, bagaimana ceboknya dengan kondisi air yang terbatas.
Islam memberikan solusi membersihkan bukan dengan air tapi dengan benda-benda padat lainnya seperti batu, kayu dan lain-lainnya seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang lebih banyak menggunakan batu. Yaitu tiga buah batu yang berbeda yang digunakan untuk membersihkan bekas-bekas yang menempel saat buang air.
Pakai tissue basah boleh? Boleh saja, karena itu akan memudahkan dan bisa membersihkan juga.
7. Mimpi Basah
Jangan senyum-senyum dulu yah smile emotikon Namanya mimpi basah tidak kenal waktu dan tempat serta tidak bisa dicegah. Bisa saja ketika di gunung, rejeki itu datang tiba-tiba. Bagaimana mandi wajibnya?
Dalam kondisi di gunung dengan udara yang sangat dingin sehingga untuk menyentuh air pun akan ‘mati beku’, maka tayammum bisa menjadi solusi. Karena tayammum itu bukan hanya mengangkat hadats kecil saja tetapi juga sekaligus hadats besar. Jadi tidak perlu mandi basah digunung yang nantinya hanya akan membuat sakit.
Prinsipnya selagi manusia mempunyai kesempatan untuk melakukan shalat dan tidak menjadi darurat, selayaknya manusia tidak malu untuk segera melaksanakan shalat baik laki-laki maupun wanita. Karena malu di sini tidak boleh karena demikian itu berkaitan dengan shalat dan dapat dilaksanakan di mana saja, termasuk di gunung.
Sekali lagi, hal tersebut di atas tidak bermaksud selain untuk memudahkan dan tidak menyulitkan manusia untuk tetap shalat. Demikian pula, meski sering jalan-jalan dan naik gunung jangan lupa melaksakan sholat 5 waktu.

Senin, 09 November 2015

GENERASI MUDA

GENERASI MUDA
POTENSI - POTENSI GENERASI MUDA
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :

Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. yang

Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,

Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.

Optimis dan Kegairahan Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.

Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.

Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.

Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan. Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.

Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.

Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.






PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
PADA GENERASI MUDA

Pola dasar pembinaan dan pengembangan pada generasi muda ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor: 0323/u/1978 tanggal 28 oktober 1978.

Maksud dari pola pembinaan dan pengembangan pada generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.

Pola dasar pembinaan dan pengembangan pada generasi muda disusun berdasarkan:

§  Landasan idil
§  Landasan konstitusional
§  Landasan strategis
§  Landasan historis
§  Landasan normatif



















CONTOH MASALAH YANG DIHADAPI
PADA GENERASI MUDA

Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain  :
A. Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di       kalangan  masyarakat termasuk generasi muda.
B. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
C. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
   tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang
   diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri,
   tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
D. Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /
    setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
    produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan
    nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
E. Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
    pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya
    daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang kalangan      masyarakat yang berpenghasilan rendah.
F. Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah
    pedesaan.
G. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
H. Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
I. Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.











REFRENSI SUMBER

Sabtu, 24 Oktober 2015


Pers release ke 2 Kebakaran Rumput Di Alun-Alun Suryakencana Dan Penanganan Sepekan Pasca Kebakaran


Kebakaran rumput di Alun-Alun Suryakencana yang terjadi pada hari Minggu tanggal 27/9/2015 telah mampu dipadamkan pada hari yang sama pukul 18.00 WIB oleh petugas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) bersama masyarakat lokal, selanjutnya mobilisasi pemadaman datang pada keesokan harinya dari berbagai elemen masyarakat termasuk volunter TNGGP, IDERU, TNI dan lain-lain yang dilanjutkan dengan pemantauan pasca kebakaran. Alun-alun Suryakencana merupakan Zona Pemanfaatan dengan luas 50 ha yang berupa padang rumput kurang lebih 80% dan edelweis 20%. Lokasi kebakaran tersebut tepatnya barada di Zona Pemanfaatan Alun-Alun Suryakencana, yang letaknya masih jauh dari Zona Inti TNGGP mengingat sebelum sampai Zona Inti harus melewati Zona Rimba dengan jarak kurang lebih 1 km. Berdasarkan hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara, dugaan titik awal kebakaran berasal dari api unggun peziarah yang beraktivitas di lembah alun-alun Suryakencana Barat.
Luasan perkiraan awal ketika terjadi kebakaran adalah kurang lebih 5 ha, perkiraan ini didasarkan pada keterangan saksi mata, dan data GPS awal dari petugas TNGGP. Perkiraan awal luas kebakatran inio masih bersifat dugaan, karena kami lebih memilih fokus ke pemadaman. Untuk memastikan luasan areal kebakaran, kami melakukan pengukuran dengan mengunakan GPS (tingkat akurasi 3 meter), foto dari segala sisi hingga dari puncak Gede dan dikoreksi dengan Citra Satelit Quickbird tahun 2009. Hasil pengukuran ini menunjukan bahwa luas rill areal yang terbakar adalah 10,2 ha. Luas inidiperolehdaripengukuranluastepi areal yang terbakar, yaituseluas 14 ha dikurangi dengan bagian-bagian didalamnya yang tidak terbakar.Sebagai informasi tambahan bahwa luas areal Alun-Alun Suryakencana adalah 50 ha.
Rumput_SK_terbakar.Edit1 [2]
Kebakaran tersebut merupakan kebakaran permukaan, yang menjalar dari rumput kerumput dengan sangat cepat, didukung dengan angin lembah yang berhembus dengan kencang. Kebakaran permukaan ini berdampak kecil sehingga tidak merusak akar dan batang bawah rumput Suryakencana, diperkirakan padang rumput dapat pulih kembali dengan cepat pada saat hujan turun. Dengan terbakarnya eldelweis (Anaphalis javanica) dan cantigi (Vaccinium varingiaefolium) memerlukan perhatian yang lebih mengingat dampak kebakaran telah mengenai batang bagian bawah. Terkait hal tersebut kami akan melakukan upaya penanganan diantaranya inventariasi potensi, mengisolasi area tersebut dari gangguan pendaki, pemasangan plang dan garis pembatas, serta pengkayaan tanaman edelweis dan cantigi.
Berdasarkan pengamatan dalam sepekan pasca kebakaran, satwa yang masih bisa ditemui yakni burung-burung, kucing hutan (Felis bengalensis), tikus gunung, termasuk belalang, mencek juga ayam hutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kerusakan akibat kebakaran tersebut berdampak rendah dan kerusakan tidak permanen terhadap ekosistem di Suryakencana. Untuk mendukung dugaan dimaksud dilakukan monitoring dan evaluasi dalam waktu sebulan, triwulan hingga satu tahun kedepan untuk melihat perkembangan pemulihan ekosistem secara alami dan mengetahui dampak kebakaran secara pasti, termasuk apakah berdampak lokal atau sistemik dan permanen atau temporary terhadap ekosistem di Suryakencana.
Berkenaan dengan adanya pendaki illegal baik yang berasal dari umum maupun peziarah, upaya yang kami lakukan yakni memperketat penjagaan baik dipintu pendakian maupun di puncak Gede dan Kandang Badak. Selain itu, kami akan mengadakan sosialisasi ke pesantren-pesantren di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan memberdayakan petugas-petugas yang berada di Bidang-bidang PTN wilayah setempat.
Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat aktif bahu membahu dengan kami dalam membantu pemadaman dan pemantauan, baik pada saat pelaksanaan pemadaman dan Pemanatauan pasca kebakaran di kawasanTaman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Sumber :  http://www.gedepangrango.org/pers-release-ke-2-kebakaran-rumput-di-alun-alun-suryakencana-dan-penanganan-sepekan-pasca-kebakaran/

 https://youtu.be/_pLm0LaPzig

Senin, 19 Oktober 2015

Kronologi Pendaki Tewas saat Kebakaran di Gunung Lawu..
TEMPO.CO, Magetan - Hutan di Lereng Gunung Lawu sekitar kawasan Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terbakar pada Ahad, 18 Oktober 2015 sekitar pukul 8.30 WIB. Seorang pendaki yang selamat, Dita Kurniawan menuturkan saat dia bersama teman-temannya berada di antara pos 3 dan pos 4 jalur pendakian tiba-tiba ada kobaran api yang membakar ilalang dan pohon di sekitar jalur.
"Percikan api sempat mengenai jaket yang saya pakai. Beruntung saya bisa menyelamatkan diri dengan berlindung di balik bebatuan besar sehingga tidak terbakar," ujar Dita di Magetan, Ahad 18 Oktober 2015.
Dia menyebutkan ada lima rekannya yang menjadi korban tewas dalam kejadian itu. Dia menduga kondisi yang dialami juga terjadi pada rekannya tersebut. Namun, apesnya mereka tak bisa memadamkan api di badannya dan tak bisa menyelamatkan diri.
"Sewaktu menyelamatkan diri saya melihat ada lima orang yang tergeletak di jalur pendakian. Sebagian anggota tubuhnya terbakar," ucap Dita. Selain korban tewas, juga terdapat sejumlah pendaki yang kritis akibat luka bakar.
Dita menceritakan, kejadian itu bermula ketika dirinya bersama 16 rombongannya melakukan pendakian di Gunung Lawu. Saat turun dari puncak yang melewati jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan, ia dan rombongannya terjebak api.
"Selain ada pendaki yang meninggal, ada juga pendaki yang kritis akibat luka bakar. Mereka yang luka dan berhasil dievakuasi langsung dibawa ke rumah sakit," kata pendaki asal Magetan ini.
Sejak dua pekan terakhir, kebakaran kembali melanda hutan di lereng Gunung Lawu. Kebakaran tersebut merupakan kebakaran yang kedua kalinya selama musim kemarau setelah kebakaran hutan melanda lereng setempat pada Agustus 2015 lalu.
Pihak Perhutani KPH Lawu Ds, Pemerintah Kabupaten Magetan hingga kini masih melakukan upaya evakuasi terhadap para korban, baik korban tewas maupun luka. Petugas berwenang juga belum mengetahui jumlah pasti pendaki yang menjadi korban atas peristiwa tersebut, berikut identitasnya.