Minggu, 15 Juli 2018

Metode praktis dalam membuat jadwal peerawatan mesin

1.  Perawatan Preventif.
Pengertian Perawatan Definisi Tujuan Bersifat Preventif Korektif - Menurut Vincent Gasper , perawatan ( maintenance ) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki . Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi , dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan lebih intensif . (Vincent Gasper , 94 , Hal ; 513 )
Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai ”perawatan yang direncanakan” atau ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal.
Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha perbaikannya melalui tahapan-tahapannya.
Perawatan prefentif mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan mencegah kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum mungkin.
2. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk yang berkualitas tinggi.
3. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.
4. Menjamin keselamatan pekerja.
5. menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum.
6. Mencapai esmua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis.
1.1  Pekerjaan-pekerjaan Dasar Pada Perawatan Preventif
     Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi tenaga perawatan, serta penyimpanan suku cadang.
a. Inspeksi.
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang.
Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua macam:
1. Kategori mesin yang penting.
Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya terhadap jalannya produksi secara keseluruhan, sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu yang lama untuk memperbaikinya. Untuk itu perlu diberikan penekanan yang lebih kepada inspeksi mesin-mesin tersebut.
    2.  Kategori mesin biasa.
Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya produksi.
1.2  Pelumasan.
Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.
1.3 Perencanaan dan Penjadwalan.
Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan sebagainya. Suatu contoh bagan untuk jadwal perawatan preventif bisa dilihat pada gambar 1.
  1.4 Pencatatan dan Analisis.
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah:
1. Buku manual operasi.
2. Manual instruksi perawatan.
3. Kartu riwayat mesin.
4. Daftar permintaan suku cadang.
5. Kartu inspeksi.
6. Catatan kegiatan harian.
7. Catatan kerusakan, dan lain-lain.
Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan perencanaan dan keputusan-keputusan yang akan diambil.
Analisis yang dibuat berdasarkan catatan-catatan tersebut akan membantu dalam hal:
1.      Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi.
2.      Mengetahui tingkat kehandalan mesin.
3.      Menentukan umur mesin.
4.      Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan.
5.      Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.
6.      Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan pengalaman masa lalu.
a.       Latihan Bagi Tenaga Perawatan.
Untuk berhasilnya program perawatan preventif dengan baik, perlu adanya latihan yang mendasar bagi tenaga perawatan. Baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang sistematis.
1.5. Penyimpanan Suku Cadang.
Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. Namun demikian berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang benar-benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran.
1.6 Keuntungan-keuntungan dari Perawatan Preventif
Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif yang dilaksanakan dengan baik.
a.                   Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.
b.                  Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan.
c.                   Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
d.                  Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
e.                   Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap waktu.
f.                    Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya kerusakan.

1.7 Prosedur Pelaksanaan Perawatan Preventif
Pekerjaan perawatan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor yang aman dan menguntungkan. Berikut ini adalah suatu contoh prosedur yang dapat dipakai untuk melakukan perawatan pada mesin.
Perawatan harian dapat dilakukan oleh operatornya sendiri. Sebelum mulai bekerja pada mesin, terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan pelumasan terhadap mesin yang akan dipakainya. Untuk pelaksanaan ini, industri mengeluarkan instruksi yang ditujukan kepada para operator untuk melakukan perawatan mesin. Instruksi ini harus ditaati dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani oleh tenaga perawatan yang sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut. Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan berdasarkan pengalaman terdahulu untuk mempercepat keterangannya. Dalam hal ini instruksi pengoperasian mesin harus diikuti dengan benar oleh operator. Adanya kejadian yang tidak normal atau kelainan-kelainan yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada tenaga perawatan agar gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan harus segera dilakukan, jangan sampai menunda waktu.


2. METODE PRAKTIS DALAM MEMBUAT JADWAL PERAWATAN ALAT BERAT

1         2.1  Perawatan Harian
a.       Tanggung jawab operator dan staff (sisten)
b.      Asisten harus mengajari operator mengenai perawatan harian
c.       Perawatan meliputi :
ü  Pemeriksaan dan perawatan setiap pagi sebelom operasi
ü  Pembersihan unit setelah operasi
ü  Perawatan dan pemeriksaan rutin harian
·         Pemeriksaan seruluh level oli sebelum mesin dihidupkan
·         Pemeriksaan air battery beserta kabel – kabelnya
·         Pemeriksaan air radiator
·         Pemeriksaan rem
·         Pemeriksaan kopling (jarak pedal)
·         Pemeriksaan sistem listrik dan lampu
·         Pemeriksaan ketegangan tali kipas
·         Pemeriksaan tekanan angina ban
·         Pemeriksaan seluruh baut baut terutama baut roda
·         Pemeriksaan sistem hidrolik
·         Pemeriksaan kebocoran-kebocoran oli
·         Pada awal menghidupkan mesin jalan dengan putaran mesin yang rendah
·         Pembersihan air cleaner sebaiknya dilakukan setiap hari
·         Pengisian bbm sebaiknya dilakukan setelah unit beroperasi pada sore hari untuk menghindari ruang kosong dalam tangka bahan bakar
·         Pembersihan unit setelah selesai operasi sebaiknya dilakukan setiap hari jika memungkinkan

2        2.2   Perawatan berkala
a.       Perawatan berkala berdasarkan pada jam kerja mesin (HM) mengikuti rekomendasi            pihak pembuat unit.
b.      Pelaksanaan bisa dilakukan sendiri atau dengan pihak lain (vendor).
c.       Kegiatan meliputi :
ü  Pemeriksaan rutin kondisi unit.
ü  Penggantian pelumas.
ü  Penggantian suku cadang.
d.      Bagan alir perawatan berkala






e.       Service kerusakan
ü  Dilakukan bila terjadi kerusakan incidental
ü  Dilakukan sendiri atau dengan pihak lain
ü  Penggantian suku cadang
ü  Sistem penyediaan barang
ü  Sistem pengeluaran barang


f.       Penyediaan suku cadang
ü  Disesuaikan dengan budget
ü  Diatur berdasarkan kebutuhan
ü  Harus ada batas minimal stock
·         Diatur per satuan waktu
·         Faktor jarak (antara workshop dengan supplayer)
·         Proses penyediaan barang (mlai dari PR sampai PO)
g.      Pengeluaran suku cadang
ü  Pengaturan pengeluaran barang
·         Permintaan melalui staff traksi
·         Persetujuan pimpinan untuk pengeluaran part
·         Pengeluaran part dari gudang harus menggunakan sistem FIFO (First In First Out)

3          2.3 Overhaul
a.       Dilakukan jika telah mencapai jadwal (waktu) pelaksanaan overhaul/faktor umur unit
b.      Terjadinya kerusakan parah yang mengakibatkan harus dilakukan overhaul
c.       
Bagan alir overhaul



Referensi :
Sumber : https://www.scribd.com/doc/206869128/Prosedur-Perawatan-Alat-Berat
https://dokumen.tips/documents/pengertian-perawatan-preventif-korektif.html
Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung.
http://www.latarbelakang.com/2013/07/pengertian-perawatan-definisi-tujuan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar