Minggu, 05 November 2017

flowchart metodologi penelitian


jurnal getaran


ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS PADA TRAKTOR TANGAN Noise and Vibration Analysis of Hand Tractor Sigit Prabawa1

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kebisingan dan getaran mekanis pada traktor tangan.  Kebisingan diukur dengan sound level meter tipe digital. Getaran mekanis diukur dengan portable vibration meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan pada traktor tangan Perkasa 700 GX adalah 88-99 dB(A), melebihi batas ambang kritis yaitu 85 dB(A). Tingkat kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pendengaran. Hasil penelitian juga menunjukkan tingkat getaran mekanis dengan frekuensi 2.10 Hz dan percepatan 24.20 m/det2 yang melebihi batas yang diijinkan yaitu frekuensi 2.10 Hz dan percepatan 10 m/det2. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kebisingan dan getaran mekanis pada traktor tangan adalah perbaikan konstruksi, diantaranya dengan perbaikan rancangbangun motor (khususnya muffler), pemasangan ring per pada semua baut, serta penggunaan shock breaker dan engine. Selain itu juga perlu diperhatikan penggunaan pelindung telinga bagi operator traktor tangan.

Kata kunci: Kebisingan, getaran mekanis, kesehatan, produktivitas, efisiensi.

ABSTRACT

The objective of the research was to analyze noise and vibration of hand tractor.  Noise was measured with digital sound level meter, while vibration was measured with portable vibration meter. The result showed that the noise level of hand tractor Perkasa 700 GX which was 88 – 99 dB (A) exceeded the critical tolerance level of 85 dB (A), while the vibration level of 2.10 Hz with acceleration of 24.20 m/sec2exceeded the critical tolerance level of 2.10 Hz with acceleration of 10.00 m/sec2. To reduce noise and vibration, it is suggested to improve construction of the hand tractor by improving engine design especially the muffler, installing a spring ring on each bolt, mounting shock breakers, as well as using an engine. It is also recommended to use ear protectors.

Keywords: Noise, vibration, healthy, productivity, efficiency

PENDAHULUAN

Penggunaan alat dan mesin pertanian seperti traktor tangan  adalah salah satu usaha untuk mendapatkan produktivitas dan efisiensi yang tinggi pada sektor pertanian.  Meskipun demikian, penggunaan traktor tangan menghadapi beberapa kendala antara lain kebisingan dan getaran mekanis yang dapat menimbulkan masalah dalam kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja. Apabila permasalahan tersebut tidak dicegah dan diatasi maka hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas dan efisiensi kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan studi tentang kebisingan dan getaran mekanis pada penggunaan traktor tangan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bahan masukan bagi perbaikan rancangbangun merupakan beberapa hal yang mendukung kenyamanan dan keselamatan kerja.

Penggunaan alat dan mesin pertanian harus dapat mencegah terjadinya permasalahan kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja.  Kenyamanan kerja dapat mengendalikan timbulnya kejerihan (kelelahan dan kejenuhan) kerja. Hal ini dapat dicapai diantaranya melalui kesesuaian ukuran alat dan mesin dengan kondisi ukuran tubuh operator, getaran mekanis yang dapat teredam, keluwesan gerak alat dan mesin., dan rancangbangun dengan bentuk dan warna yang menarik. Sedangkan kesehatan kerja ditujukan agar pekerja atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang setinggi­tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit­penyakit/gangguan­gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor­faktor pekerjaan dan lingkungan kerja (Sabdoadi, 1981). Pada penggunaan traktor tangan, polusi udara akibat asap dari pipa pembuangan (exhauster) dengan kadar debu yang melebihi batas toleransi dan suara bising motor dapat mengganggu kesehatan operator.  Keselamatan kerja ditujukan untuk menghindari ada nya kecelakaan kerja. Menurut Sabdoadi (1981), kecelakaan ker ja dapat terjadi karena tindakan seseorang yang membahayakan atau pemaparan terhadap alat dan mesin yang dalam keadaan membahayakan. Penyediaan alat­alat pengaman sebagai pelindung di sekeliling bagian­bagian yang bergerak harus di pertimbangkan dengan sangat hati­hati (Smith dan Wilkes, 1978). Permasalahan kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja pada penggunaan alat dan mesin pertanian merupakan perhatian yang serius terhadap faktor manusia dalam rancangan alat dan mesin.  Hal tersebut dipelajari dalam Ergonomika yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan (Bridger, 1995).  Ergonomika mempelajari rancangan suatu sistem dimana manusia terlibat. Semua sistem kerja terdiri dari komponen manusia dan komponen mesin dalam sebuah lingkungan lokal. Ergonomika diantaranya mencakup permasalahan kebisingan dan getaran mekanis.

Kebisingan (Noise) Jika suatu obyek atau permukaan yang bergetar sedemikian besar, maka getaran itu memberikan energi ke udara di sekelilingnya dan menghasilkan suara (Eargle, 1976). Telinga manusia sangat peka terhadap fluktuasi tekanan yang kecil yang disebabkan oleh gelombang suara.  Suara dapat menimbulkan kerusakan pendengaran atau kerusakan fisiologis lainnya, menyebabkan iritasi dan gangguan. Jika demikian halnya maka suara berubah menjadi kebisingan (noise), yaitu hanya apabila secara fisiologis maupun psikologis tidak diinginkan (Lipscomb, 1978). Efek kerusakan pendengaran yang ditimbulkan tergantung pada frekuensi, tingkat tekanan suara, dan lama pen

Dengaran Dari Gambar 1 dapat diturunkan persamaan matematis untuk perpindahan titik (displacement) menurut Liljedahl (1989), yaitu :  t AI w sin=  ..............................................  (1) dimana  I :   jarak perpindahan (displacement) A :   amplitudo :   kecepatan sudut ω

 t :   waktu                   dimana  İ :  kecepatan   cos t A İ w w =  ............................ (2)

dimana  Ï :  percepatan    t A Ï w w cos 2 − =  ........................................ (3)                     dimana  f :  frekuensi getaran    f Π= 2w ................................... (4))              dimana  T :  perioda getaran  

 T f 1 = ........................................ (5) Getaran mekanis yang dirasakan operator disalurkan melalui bagian tubuh yang berhubungan dengan sumber getaran, biasanya pada pantat, telapak tangan, lengan, dan kaki.  Kadang­kadang getaran hanya terasa pada telapak tangan atau lengan saja, namun kadang juga getaran terasa pada seluruh tubuh.

Gambar  2.  Rekomendasi untuk waktu yang diijinkan dari getaran mekanis pada seluruh tubuh sebagai fungsi dari frekuensi (Zander, 1972)

Getaran pada seluruh tubuh dan getaran pada tangan memberikan pengaruh yang berbeda. Getaran pada seluruh tubuh memberikan efek yang lebih komplek mulai dari

HASIL DAN PEMBAHASAN Kebisingan (Noise) Dari pengukuran kebisingan diperoleh data kisaran tingkat kebisingan traktor tangan Perkasa 700 GX yang digunakan untuk pengolahan tanah dengan bajak singkal pada lahan sawah, yaitu 88 – 90 dB (A). Menurut standar ISO (Zander, 1972), tingkat suara diatas 85 dB (A) merupakan batas maksimum yang diijinkan  untuk pekerjaan selama maksimum 8 jam. Pada umumnya jam kerja penggunaan alat mesin pertanian adalah 8 jam per hari.  Jika demikian halnya, maka tingkat suara yang dihasilkan traktor tangan Perkasa 700 GX melebihi batas yang diijinkan.  Apabila tidak ada perbaikan konstruksi, maka usaha yang dapat dilakukan adalah penggunaan pelindung telinga. Jika dilakukan perbaikan konstruksi maka usaha yang dapat dilakukan diantaranya adalah perbaikan rancangbangun motor dan penggunaan ring per pada setiap baut sehingga dapat meredam suara dan juga getaran. Selain itu juga harus diperhatikan muffler (knalpot) sebagai komponen motor untuk mengurangi kebisingan. Tipe muffler yang digunakan adalah disipatip (dissipative muffler). Pada penelitian ini tidak dilakukan pengujian secara khusus terhadap muffler yang digunakan pada traktor tangan Perkasa 700 GX. Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 090425­1989 tentang cara uji peredam suara gas buang ken daraan bermotor roda empat yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dapat digunakan sebagai referensi jika akan dilakukan pengujian terhadap muffler yang digunakan pada traktor tangan Perkasa 700 GX. Standar ini menetapkan persyaratan cara uji peredam suara gas buang kendaraan bermotor roda empat yang meliputi uji kebisingan statik, uji kebisingan dinamik, uji kebocoran, dan uji bahan (BSN, 1989). Penggunaan engine revitalizant perlu dilakukan untuk mengurangi kebisingan dan getaran mesin. Hasil gel revitalisasi membentuk lapisan metalloceramic karakteristik yang unik pada permukaan pasangan komponen mesin yang bergesekan dan melindungi komponen transmisi (pinion gear & bearing) dari gesekan (KOSTER, 2009). Getaran Mekanis (Vibration) Dari data pengukuran getaran mekanis dapat dihitung frekuensi getaran dengan menggunakan Persamaan 3 dan 4 sehingga diperoleh persamaan seperti berikut:



t A

 Ï f

 w sin 2 4

 Π =   …………..............……………   (6) dengan sudut 37°, maka sin ωt = 0,6, sehingga

A

Ïf 83 ,11 =  ………........…………………………  (7)

Ternyata baik menurut standar ISO maupun BSI getaran dari traktor tangan Perkasa 700 GX termasuk tinggi. Hal ini harus diatasi karena dapat mengganggu kesehatan dan menurunkan performansi kerja.  Pengaruh getaran dalam jangka pendek dapat mengurangi kenyamanan kerja, meningkatkan tensi otot, dan pemucatan telapak tangan karena pengecilan pembuluh darah. Dalam jangka panjang, getaran berpengaruh pada masalah kesehatan yaitu spinal disorders, hermorruids, hernials, dan kesulitan pembuangan air kemih. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah meredam getaran yang ditimbulkan traktor tangan diantaranya dengan perbaikan rancangbangun motor (khusunya muffler), penggunaan shock breaker, dan penggunaan engine revitalizant.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Rancangbangun dan penggunaan traktor tangan harus memperhatikan tingkat kebisingan dan getaran mekanis yang ditimbulkan untuk mendapatkan kenyamanan, kesehatan, dan keselematan kerja serta produktivitas dan efisiensi kerja yang tinggi. 2. Tingkat kebisingan traktor tangan Perkasa 700 GX untuk pengolahan tanah dengan bajak singkal pada lahan sawah (88 – 99 dB(A)) melebihi batas yang diijinkan (85 dB(A)). 3. Tingkat getaran mekanis traktor tangan Perkasa 700 GX untuk pengolahan tanah dengan bajak singkal pada lahan sawah (frekuensi 2.10 Hertz – percepatan 24.20 m/det2) melebihi batas yang diijinkan (frekuensi 2.10 Hertz – percepatan 10 m/det2).

Saran 1. Perlu penggunaan pelindung telinga untuk mencegah/ mengurangi gangguan pendengaran pada operator. 2. Perlu perbaikan konstruksi seperti perbaikan rancangbangun motor (khususnya muffler), penggunaan per ring pada setiap baut, penggunaan shock breaker, dan penggunaan engine revitalizant untuk mengurangi kebisingan dan getaran mekanis. 3. Perlu penelitian lebih lanjut secara khusus terhadap muffler dengan melakukan uji peredam suara gas buang

Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Hal ini dapat dicapai apabila pemilihan alat dan mesin pertanian yang akan digunakan baik dan tepat. Menurut Smith dan Wilkes (1978), beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih alat dan mesin pertanian adalah merek dagang, nama dagang, model, perbaikan, rancangbangun, kemudahan pengoperasian, kemudahan penyetelan, kondisi dan kesesuaian kerja, kecepatan penggantian unit, keluwesan gerak, dan kenyamanan.  Pertimbangan rancangbangun, kemudahan pengoperasian, kemudahan penyetelan, keluwesan gerak, dan kenyamanan

dengaran. Secara umum tingkat tekanan suara yang permanen pada 85 dB dan tidak ada perlindungan pada telinga dapat menyebabkan kerusakan pendengaran (Zander, 1972). Sedangkan di Amerika Serikat, menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration) ditetapkan 90 dB (A) sebagai batas maksimum yang diijinkan dengan lama pendengaran 8 jam terus menerus (Bridger, 1995). Hubungan antara tingkat suara dan lama pendengaran yang diijinkan disajikan pada Tabel 1. Suara dapat diukur secara obyektif, tetapi kebisingan merupakan fenomena yang subyektif (Bridger, 1995).  Alat ukur yang dapat dipakai untuk pengukuran tingkat suara adalah Sound Level Meter. Tabel 1.  Hubungan tingkat suara dengan lama pendengaran yang diijinkan (Libscomb, 1978)

Tingkat suara (dBA)

Waktu yang diijinkan (jam – menit)

Tingkat suara (dBA)

Waktu yang diijinkan (jam – menit) 85        16 – 0    101      1 – 44 86        13 – 56 102      1 – 31 87        12 – 8 103      1 – 19 88        10 – 34 104      1 – 9 89          9 – 11 105      1 – 0 90          8 – 0 106      0 – 52 91          6 – 58 107      0 – 46 92          6 – 4 108      0 – 40 93          5 – 17 109      0 – 34 94          4 – 36 110      0 – 30 95          4 – 0 111      0 – 26 96          3 – 29 112      0 – 23 97          3 – 2 113      0 – 20 98          2 – 50 114      0 – 17 99          2 – 15 115      0 – 15 Getaran Mekanis Menurut Zander (1972), lahan dan permukaan jalan yang tidak rata, profil roda, serta bekerjanya motor dan bagian mesin lainnya dapat menimbulkan getaran mekanis pada operator. Getaran pada dasarnya dibedakan menjadi dua tipe yaitu getaran sinusoidal dan getaran random. Getaran sinusoidal yang berupa gerakan harmonis sederhana disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Getaran sinusoidal dari gerak harmonis sederhana (Liljedahl, 1989)

jantung, peredaran darah hingga penurunan daya lihat serta konsrentasi seseorang. Getaran mekanis dapat berpengaruh buruk pada operator karena dapat menimbulkan gangguan penurunan performansi dan kesehatan. Pengaruh getaran dalam jangka pendek hanya memberikan sedikit efek psikologis, tetapi dalam jangka panjang efek getaran dapat menimbulkan masalah dalam spinal disorders, hermorruids, hernials, dan kesulitan pembuangan air kemih. Getaran dapat berpengaruh meningkatkan tensi otot dan vibration induced finger yaitu pemucatan telapak tangan karena pengecilan pembuluh darah  (McCormick, 1970). Batas aman getaran mekanis yang dapat diterima tubuh manusia dan waktu pemulihan akibat getaran disajikan pada Gambar 2 dan 3. Alat ukur yang dapat digunakan untuk pengukuran getaran mekanis adalah Vibration Meter.

Gambar  3.  Grafik batas getaran mekanis yang diijinkan menurut standar BSI (British Standard Institute) (Herodian, 1999)

METODE PENELITIAN Traktor tangan yang digunakan adalah traktor tangan Perkasa 700 GX yang diproduksi oleh PT Heavyndo Perkasa Engineering, Subang, Indonesia dengan kelengkapan peralatan bajak singkal. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 3 Nopember 1999 di Desa Laladon, Bogor yaitu kegiatan pengolahan tanah dengan  bajak singkal pada lahan sawah. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan Sound Level Meter tipe digital, dimana alat tersebut dipegang di samping telinga operator dan arahkan ujungnya ke depan (arah maju kegiatan), kemudian diamati dan dicatat angka yang ditunjukkan. Pengukuran getaran mekanis dilakukan dengan menggunakan Portable Vibration Meter merek IVM model VM33144. Parameter getaran mekanis yang diukur adalah percepatan (acceleration), kecepatan (velocity), dan perpindahan (displacement). Pengukuran dilakukan dengan cara memasang sensor dari alat tersebut dengan baik dan benar pada bagian tangkai kemudi traktor tangan, kemudian diamati dan dibaca jarum penunjuk sesuai dengan skala dan fungsi yang dipilih.

dimana f  :   frekuensi (Hertz, Hz) Ï  :   percepatan (m/det2) A :   amplitudo (m), dengan data displacemet

Hasil perhitungan frekuensi getaran disajikan pada Tabel 2,  kemudian nilai frekuensi dan percepatan diplotkan pada Gambar 2 dan 3 sehingga diperoleh Gambar 4 dan 5. Tabel 2.  Hasil perhitungan frekuensi getaran mekanis traktor tangan Perkasa 700 GX Kegiatan : pengolahan tanah dengan bajak singkal Ulangan Acceleration (m/det2) Displacement (m) Frequency (Hz) 1 24.00 0.50 2.01 2 25.00 0.30 2.65 3 23.00 0.50 1.97 4 22.00 0.50 1.93 5 27.00 0.60 1.95 Rata­rata 24.20 0.48 2.10                                                                                                                                  

Gambar 4. Performansi getaran mekanis traktor tangan Perkasa 700 GX menurut standar ISO                                                                                   

Gambar 5. Performansi getaran mekanis traktor tangan Perkasa 700 GX menurut standar BSI

pada traktor tangan dan modifikasi tipe muffler dari disipatip menjadi kombinasi disipatip dan reaktip.

























DAFTAR  PUSTAKA

BSN (Badan Standardisasi Nasional) (1989). SNI 09­04251989 tentang cara uji peredam suara gas buang kendaraan bermotor roda empat. http://www.bsn.go.id/sni/ sni.php [24 Maret 2009]. Bridger, R.S. (1995). Introduction to Ergonomics, int’l edition. McGraw­Hill, Inc., Singapore. Eargle, J. (1976). Sound Recording. Van Nostrand Reinhold Company, USA. Herodian, S. (1999). Pedoman Praktikum Ergonomika. JICA – IPB, Bogor. Hunt, D. (1977). Farm Power and Machinery Management, 7th edition. Iowa State University Press, Ames, Iowa. KOSTER (Komunitas Suzuki Thunder Indonesia). (2009). Engine Revitalizant: Performance Booster: Xado Revitalizant. http://www.suzuki­thunder.net [24 Maret 2009]. Liljedahl, J.B. (1989). Tractors and Their Power Units, 4th edition. Avi Book, New York. Lipscomb, D.M. (1978). Noise and Audiology.University Park Press, Baltimore. McCormick, E.J. (1970). Human Factors Engineering, 3rd edition. McGraw­Hill Book Company, USA. PTHPS (PT. Heavyndo Perkasa Engineering) (1996). Buku Petunjuk Pemakaian dan Perawatan Traktor Tangan Perkasa 700 GX. PT Heavyndo Perkasa Engineering, Subang. Sabdoadi (1981). Pencegahan Kecelakaan Kerja di Industri. Universitas Airlangga, Surabaya. Smith, H.P. dan Wilkes L.H. (1978). Farm Machinery and Equipment, 6th edition. Tata McGraw­Hill Publishing Company Ltd., New Delhi. Zander, J. (1972). Ergonomics in Machine Design (A Case Study of the Self Propelled Combine Harvester). H. Veenman & Zonen N.V., Wageningen.

Jumat, 29 September 2017

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
           Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai runjukan dan pedoman. Karena hal itu menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh karena itu sebuah penelititanpun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan pegangan.
Metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif mempunyai cirri khas angka, atau perhitungan. Berbeda dengan kualitatif, yang cenderung pada proses penelitian. Lebih jelasnya penjelasan tersebut akan dijabarkan dalam makalah ini. Dengan judul “Konsep dan Karakteristik Metode Penelitian Kualitatif”.
2.   RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dibahas yaitu :
  1. Apa Pengertian Penelitian Kulitatif?
  2. Apa sajakah kemampuan peneliti Penelitian kualitatif?
  3. Bagaimana Karakteristik Penelitian Kualitatif?

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian metode penelitian kualitatif
Metodologi penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.
Metodologi penelitian kualitatif juga sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnoghrapi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosialsebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial pendidikan yang diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat trianggulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan atau simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan dan dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability.
Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.
Dan Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks.
Para peneliti lebih senang menghubungi beberapa informan kunci dari suatu komunitas. Jumlah informan yang dijadikan responden jumlahnya dapat dikatakan relatif kecil sekali. Sebagai konsekuensinya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para peneliti relatif mendalam sekali. Kesediaan informan untuk mau menghabiskan waktunya berjam-jam dalam beberapa hari sering menjadi pertanda berhasilnya proses wawancara.
Tugas peneliti adalah mengumpulkan data dan menyajikannya sedemikian rupa sehingga para informan dibiarkan berbicara sendiri. Tujuannya adalah untuk membuat laporan apa adanya dengan sedikit atau tanpa interpretasi atau campur tangan atas kata-kata lisan informan dan dengnan sedikit atau tanpa penafsiran atas pengamatan yang dilakukan oleh para peneliti sendiri. Walau kelompok peneliti ini berpendapat bahwa pandangan informan tentang realitas tidak mencerminkan ”kebenaran”, namun pendapat subjek dilaporkan secara spontan dan penuh makna.
Penelitian kualitatif umumnya digunakan dalam dunia ilmu-ilmu sosial dan budaya misalnya penelitian kebijakan, ilmu politik, administrasi, psikologi komunitas dan sosiologi, organisasi dan manajemen, bahkan sampai pada perencanaan kota dan perencanaan regional.
Menurut Miles dan Hubermen bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertitik tolak dari realitas dengan asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi pelakunya dalam konteks tertentu. Sehingga ada tiga aspek pokok yang harus dipahami:
  1. Pada dasarnya manusia selalu bertindak sesuai dengan makna terhadap semua yang ditemui dan dialami di dunia ini.
  2. Makna yang ditemui dan dialami timbul dari interaksi antar individu.
  3. Manusia selalu menafsirkan makna yang ditemui dan dialami sebelum ia bertindak, tindakan yang dijalankan sejalan dengan makna terhadap barang yang digunakan.
Alasan Memilih Penelitian Kualitatif
Strauss dan Corbin menyatakan bahwa seseorang yang melakukan penelitian kualitatif memiliki beberapa alasan. Pertama, adalah alasan demi kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya. Beberapa peneliti yang memiliki latar belakang bidang pengetahuan seperti antropologi, atau yang terkait dengan orientasi filsafat seperti fenomenologi, biasanya dianjurkan untuk menggunakan metode kualitatif. Kedua, adalah alasan untuk tidak terjebak pada angka-angka hasil pengolahan dengan menggunakan teknik statistik yang cenderung berlaku untuk populasi. Ketiga, adalah alasan dari sifat masalah yang diteliti. Dalam beberapa bidang studi, pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis penelitian kualitatif. Contoh dari penelitian semacam ini adalah penelitian untuk mengungkap sifat pengalaman seseorang dengan fenomena seperti sakit, berganti agama, ketagihan obat, kehidupan pengemis , dan pola partisipasi wanita bekerja di luar rumah.
Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir, tentang hubungan datta yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang akan diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
  1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilanng seperti yang dialami oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.
  2. untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.
  3. untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
  4. untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.
  1. Karakteristik umum penelitian kualitatif
Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44) ada sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:
  1. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (enity)
  2. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
  3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
  4. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
  5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal dari data
  6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-angka
7.   Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
  1. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
  2. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
  3. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)
  4. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.

  1. Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

  1. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung
  2. Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data
  3. Analisis data dilakukan secara induktif
  4. Penelitian bersifat deskriptif analitik (data berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan/ angka statistik
  5. Tekana penalitian berada pada proses, penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil.
  6. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
  7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka
  8. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama
  9. Pembentukan teori berasal dari dasar
  10. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
  11. Teknik sampling cenderung bersifat purposive
  12. Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)
  13. Makna sebagai perhatian utama penelitian

Karakteristik penelitian kualitatif:
1)      Latar alamiah
  1. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan
  2. Peneliti memasuki dan melibatkan sebagian waktunya di sekolah, keluarga, tetangga dan lokasi lainnya untuk meneliti maslaah pendidikan atau sosiologi
2)      Manusia sebagai alat (instrumen)
Peneliti/ dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
3)      Metode kualitatif
  1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda
  2. Menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden
  3. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penyamaan pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
4)      Analisis data secara induktif
  1. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagian yang terdapat dalam data
  2. Lebih dapatmenguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya
  3. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan
  4. Dapat memperhitunngkan nilai-nilai secara eksplisit sehingga bagian dari struktur analitik
5)      Teori dari dasar
6)      Deskriptif
7)      Lebih mementingkan proses daripada hasil
8)      Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
9)      Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10)  Desain yang bersifat sementara
 Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif memiliki susunan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Memilih masalah
  2. Studi pendahuluan
  3. Merumuskan masalah
  4. Merumuskan hipotesis
  5. memilih pendekatan
  6. Menentukan variabel dan sumber data
  7. Menentukan dan menyusun instrumen
  8. Mengumpulkan data
  9. Analisis data
  10. Menarik kesimpulan
  11. Menulis laporan

  1. Teknik Pengumpulan Data
Berbagai cara pengumpulan data untuk penellitian kualitatif terus berkembang, namun demikian pada dasarnya ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi yaitu:

  1. Observasi
Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori (karl popper). Namun dalam penelitian, pada waktu memasuki ruang kelas dengan maksud mengobservasi, sebaiknya meninggalkan teori-teori untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah. Observasi merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan. Dan menurut Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.
Observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Metode observasi dibedakan menjadi:
  1. Observasi biasa
Menurut prof. Parsudi suparlan, dalam observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitian
  1. Observasi terkendali
Menurut prof. Parsudi suparlan, para pelaku yang akan diamati dan dikondisi-kondisi yang ada dalam tempat kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti
  1. Observasi terlibat
Menurut prof. Parsudi suparlan, observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang di teliti untuk dapat melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan hanya mengamati gejala yang ada dalam masyarakat yang diteliti, tetapi juga melakukan wawancara, mendengarkan, memahamidan dalam batas-batas tertentu mengikuuti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang diteliti.

Keterlibatan peneliti dapat dibedakan menjadi empatkelompok yaitu:
1. Keterlibatan pasif: peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku yang diamati dan tidak terjadi interaksi sosial dengan pelaku yang diamati
  1. Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu kedudukan yang berada dalam 2 hubungan struktural yang berbeda, yaitu antara struktur yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati dan struktur dimana pelaku sebagai pendukung
  2. Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan para pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari
  3. Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi bagian dari kehidupan pelaku yang diamati.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi:
  1. Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati apakah yang umum atau yang khusus.
  2. Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang akan digunakan.

Fase-fase dalam observasi:
1.   Pertemuan perencanaan
  1. Observasi kelas
  2. Diskusi balikan

Ada berbagai keterbatasan observasi, yaitu sebagai berikut:
a)      Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung, misalnya kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia
b)      Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan maksud-maksud tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya pada observer.
c)      Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer dapat hadir untuk mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan terhadap typical behavior, menunggu timbulnya behavior yang diharapkan itu secara spontan kerapkali memakan waktu yang panjang dan sangat membosankan.
d)     Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa yang tidak terduga-duga, misalnya keadaan cuaca.
e)      Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian

Kelebihan observasi:
  1. Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti bermacam-macam gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.
  2. Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya, orang-orang yang selalu sibukpun mungkin tidak berkeberatan untuk diamat-amati, walau dia mungkin keberatan menjawab kuesioner.
  3. Memungkinkkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala.
  4. Tidak tergantung kepada self-report
  5. Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistik/ menyeluruh terhadap responden yang diteliti
  6. Peneliti dapat menggunakan variasi pendekatan termasuk pendekatan inductive discovery (yaitu pengamatan yang mendasarkan kepada kejadian spesifik mendalam dan realistik serta merefleksikan keadaan responden)
  7. Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik lain termasuk perilaku biasa
  8. Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang perilaku responden yang biasa maupun diluar konteks permasalahan yang hendak diteliti.

Hambatan-hambatan dalam pengamatan berasal dari 2sumber, yaitu:
  1. Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:
    1. Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi dengan responden
    2. Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden
    3. Kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan, kebiasaan,dan tata cara hidup responden
    4. Tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.

  1. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:

  1. Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi apa yang perlu diambil dari interaksi dengan responden
  2. Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan karena adanya aturan yang harus ditaati di lapangan
  3. Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan observasi di lapangan.


  1. Manfaat observasi
Menurut patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut.
1)      Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh
2)      Dengan observasi maka akan memperoleh pengalaman langsung. Sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekataan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau Discovery.
3)      Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak di amati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.
4)      Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akaan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5)      Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensip.
6)      Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan measakan suasana atau situasi sosial yang diteliti olehnya.

  1. Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan/ menerima informasi tertentu. Menurut Moleong (1988:148) wawancra adalah kegiatan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.
Wawancara merupakan pertanyaan yang dilakukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Ada tiga teknik wawancara yaitu:
  1. Wawancara baku dan terjadwal
  2. Wawancara baku dan tidak terjadwal
  3. Wawancara tidak baku

Langkah-langkah wawancara

Lincoln and guba dalam sanapiah faisal, mengemukakan bahwa ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu
1)      Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2)      Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3)      Mengawali atau membuka alur wawancara
4)      Melangsungkan alur wawancara
5)      Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6)      Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar wawancara berlangsung efektik:
a)      Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan pendengar baik, tidak berperan terlalu aktif, untuk menunjukkan bahwa anda menghargai pendapat anak
b)      Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran
c)      Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu dan anak akan menunjukkan sikap yang sama.
d)     Secara khusus perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk wawancara

Adapun jenis-jenis pertanyaan dalaam wawancara yaitu sebagai berikut.
1)        Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman, contoh : bagaimana pengalaman bapak selama menjabat lurah disini?
2)        Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat, contoh : bagaimana pendapat anda terhadap pernyataan pak lurah yang menyatakan bahwa masyarakat disini partisipasi dalam pembangunan cukup tinggi. Bagaimana pendapat anda terhadap kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ?
3)        Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan, contoh : sepertinya ada masalah, apa yang sedang anda rasakan? Bagaimana rasanya menjadi relawan di Aceh ?
4)        Pertanyaan tentang pengetahuan, contoh pertanyaan : bagaimana proses terjadinya gempa tsunami ? berapa orang disini yang terkena bencana tsunami tersebut ? berapa bangunan penduduk dan pemerintah yang rusak ?
5)        Pertanyaan yag berkenaan dengan indera, pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena yang bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa. Pada saat anda menengarkan ceramah pak Bupati, bagaimana tanggapan masyarakat petani? Pada saat anda melihat akibat gempa dipulau Nias, bagaimana peran pemerintah daerah. Andakan telah mencium minyak wangi itu, bagaimana baunya? Andakan telah memakan buah itu, bagaimana rasanya?
6)        Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi, contoh pertanyaan : dimana dia dilahirkan, usia, pekerjaan dan lain-lain. Bekerja dimana? Sedang menjabatapa sekarang? Dan lain-lain.

Ada beberapa bentuk wawancara:
  1. Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah mempersiapkan bahan wawancara terrlebih dahulu
  2. Wawancara tidak terstruktur yaitu apabila prakarsa pemilihan topik bahasan diambil oleh orang yang di wawancarai
  3. Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan, akan tetapi memberikan keleluasaan kepada responden untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selam wawancara berlangsung.
Uma sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.

  1. Prinsip penulisan Angket
Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu sebagai berikut :\
1)      Isi dan tujuan pertanyaan
2)      Bahasa yang digunakan
3)      Tipe dan bentuk pertanyaan
4)      Pertanyaan tidak mendua
5)      Tidak menanyakan yang sudah lupa
6)      Pertanyaan tidak menggiring
7)      Panjang pertanyaan
8)      Urutan pertanyaan
9)      Prinsip pengukuran
10)  Penampilan fisik angket

3. Dokumen
Menurut Goetz dan Le compte (1984), dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian akan menyedeikan kerangka bagi data yang mendasar, yang termasuk didalamnya:
  1. Koleksi dan analisis buku teks
  2. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya
  3. Arsip penerimaan murid baru
  4. Catatan rapat
  5. Catatan tentang siswa
  6. Rencana pelajaran dan catatan guru
  7. Hasil karya siswa
  8. Kumpulan dokumen pemerintah
  9. Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs) dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama

Macam-macam dokumen menurut Elliot (1991:78):
  1. Silabi dan rencana pembelajaran
  2. Laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum
  3. Berbagai macam ujian dan tes
  4. Laporan rapat
  5. Laporan tugas siswa
  6. Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
  7. Contoh essay yang ditulis siswa

         4. Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

  1. Validitas Dan Reliabilitas
Validitas alat ukur diselidiki dengan (1) logika (2) statistik validitas ada macam-macam yaitu validitas isi, validitas prediktif dan validitas construct (konstruk)

  1. Validitas isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang yang diuji.
Validitas diperoleh dengan menagadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yang mengenai bahan pelajaran mungkin tidka sukar dicapai. Kesulitan dengan validitas isi ialah pilihanitem dilakukan secara subjektif yakni berdasarkan logika si peneliti.

  1. Validitas prediktif
Dengan validitas prediktif di maksudkan adanaya kesesuaian antara ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata.
  1. Validitas konstruk
Digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung satu dimensi, bila ternyata gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk kita mengetahui komponen-komponen sikap/sifat yang diukur dengan tes itu.
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Validitas dibedakan menjadi:
  1. Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai.
  2. Validitas eksternal: berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada objek penelitian.

  1. Reliabilitas
Berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama atau peneliti sama dalam waktu yanng berbeda akan menghasilkan data yang sama atau sekelompok data apabila dipecah menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu data yang reliabel akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukru suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yanng reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yangsatu lagi. Reliabilitas juga merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang tidak reliable dengan sendirinya tidak valid.
Pengujian validitas dan reliabilitas
Dalam uji keabsahan data meliputi::
1)      Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan;
  1. Perpanjangan pengamatan
  2. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian
  3. Triangulasi (pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu)
  4. Analisis kasus negatif
  5. Menggunakan bahan referensi
  6. Mengadakan member check (proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data). Tujuan dari member check adalah agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
  7. Diskusi dengan teman sejawat

2)      Pengujian transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajad ketepatan atau dapat di terapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sample tersebut di ambil.
3)      Pengujian depenability
Dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
4)      Pengujian konfirmability
  1. Uji konfirmability mirip dengan uji depenobility, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan.
  2. Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
  3. Komponen dan Sistematika Proposal
Komponen dan sistematika dalam proposal penelitian kualitatif, tidak berbeda dengan kuantitatif. Seperti telah dikemukakan yang berbeda adalah, bahwa semua komponen dalam proposal penelitian kuantitatif sudah merupakan hal yang baku, sedangkan dalam proposal penelitian kualitatif bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan. Setelah dilapangan mungkin masalah, fokus, teori, teknik, pengumpulan data, analisis data, bahkan judul penelitian bisa berubah.
Komponen dalam proposal penelitian tersebut secara garis besarnya terdiri atas, pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, jadwal penelitian, biaya penelitian.

BAB III
PENUTUP

  1.       Kesimpulan
Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks

  1.   Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Kami tetap berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca. Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.

 DAFTAR PUSTAKA

Uma sekaran, ResearchMethods for bussines, soutern Illinois University at Carbondale, 1984.
Sugiyono, Model Alternatif Sistem dan Manajemen Pendidikan untuk Menyiapkan Tenaga Kerja Industri Permesinan Modern, Laporan Penelitian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 1992