MANUSIA DAN KEINDAHAN
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karna dengan karuniaNya
lah pada akhirnya kami, selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ MANUSIA DAN KEINDAHAN”. Makalah ini di susun dan dibuat
berdasarkan materi materi yang ada. Materi materi ini bertujuan agar
dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar ilmu
budaya dasar.
Makalah ini ditulis berdasarkan preferensi dari artikel yang
berkaitan dengan ilmu budaya dasar. Tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Sarwoko selaku dosen pengajar mata
kuliah soft skill ilmu budaya dasar atas bimbingan dan pengarahannya
dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Dan juga kepada rekan rekan
mahasiswa yang telah membantu sehingga dapat meneyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, maka dari itu kritik dan
saran dari pembaca tentunya akan mampu membawa penulis menuju perbaikan
yg lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Bekasi, April 2016
Penulis
PENGERTIAN KEINDAHAN
Apa itu keindahan? Kata keindahan berasal
dari kata indah yang berarti bagus, permai, cantik, molek dan
sebagainya. Tentunya kita semua dan saya sendiri tahu bahwa keindahan
merupakan sesuatu, baik itu benda, pemandangan atau bahkan alunan musik
yang enak dilihat, didengar dan memiliki nilai estetika yang tinggi.
Kita sebagai manusia tentunya menyukai keindahan, contohnya keindahan
akan lukisan yang dipajang di ruang tamu kita, karena lukisan tersebut
indah maka kita memasangnya di ruang tamu karena lukisan tersebut indah,
bagus, dan memiliki nilai estetika dan seni yang tinggi.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya yang
berjudul “Garis Besar Estetika”, menurut asal katanya, dalam bahasa
Inggris, keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam
bahasa Perancis “beau” dalam bahasa Italia dan Spanyol “bello” yang
berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang
berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi
“bonellum” dan terakhir diperpendek menjadi “bellum”.
Selain itu, pengertian keindahan dapat dilihat dalam arti luas, estetik murni, dan terbatas.
- Keindahan dalam arti luas, yaitu keindahan dalam ide kebaikan, watak yang indah, dan hukum yang indah. Keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga indah.
- Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang pada hubungannya dengan apa yang diserapnya.
- Keindahan dalam arti terbatas, yaitu keindahan yang dapat diserap seseorang melalui panca indera.
Keindahan dalam arti luas merupakan
pengertian semula bangsa Yunani pada jaman dahulu yang di dalamnya
tercakup kebaikan. Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan
dalam arti estetis yang disebutnya “symmetria” untuk keindahan
berdasarkan penglihatan, misalnya pahatan sebuah patung atau lukisan.
Kemudian “harmonia” untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).
Jadi, pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, alam,
moral, dan intelektual.
Keindahan juga memiliki nilai-nilai, yaitu nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik.
- Nilai intrinsik: sifat baik yang terkandung di dalamnya.
- Nilai ekstrinsik: suatu alat untuk membantu suatu hal.
Keindahan yang kita rasakan dalam hidup
ini, dapat kita kita nikmati menurut selera seni dan selera biasa.
Keindahan yang dinikmati menurut selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstensi. Kontemplasi adalah dasar dari dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menimati
sesuatu yang indah. Penggabungan kontemplasi dan ekstensi dan
dihubungkan di luar diri manusia maka akan terjadi penilaian bahwa
sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah akan menarik perhatian orang.
RENUNGAN
Renungan berasal dari kata dasar renung,
yang berarti diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Saya sendiri pastinya pernah merenung, merenungkan hal-hal
yang telah terjadi selama hidup saya, memikirkan kembali segala sesuatu
yang saya alami dalam hidup saya, kemudian memikirkan dalam-dalam
segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, baik buruknya, bermanfaat
atau tidaknya dan sebagainya. Hasil dari saya merenung itu disebut
sebagai renungan.
Ada beberapa teori dalam renungan, yaitu:
1. Teori Metafisik
Teori ini merupakan salah satu teori
tertua yang berasal dari Plato, yang karya-karya tulisannya sebagian
membahasa estetik filsafati, konsepsi keindahan, dan teori seni.
Mengenai sumber seni, Plato mengemukakan teori peniruan. Hal ini sesuai
dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf
yang tertinggi sebagai realita ilahi. Dalam jaman modern ini, teori
metafisik lainnya dikemukakan oleh filsuf Arthur Schopenhauer
(1788-1860). Menurut beliau, seni adalah suatu bentuk dari pemahaman
terhadap realita.
2. Teori Psikologis
Sebagian ahli estetik abad modern
menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam
pikiran penciptanyna dengan menggunakan metode-metode psikologis.
Misalnya, menurut teori psikoanalisi bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginana alam bawah sadar seseorang. Teori lain yang dapat
dimasukkan ke dalam teori psikologis adalah teori penandaan yang
memandang seni sebagai suatu tanda atau lambang manusia. Menurut teori
penandaan, karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang
berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya.
3. Teori Pengungkapan
Dasar dari teori ini adalah bahwa “art is
an expression of human feeling”. Teori ini berhubungan dengan yang
dialami seorang seniman yang akan menciptakan suatu karya seni. Tokoh
teori ekspresi yang paling terkenal adalah seorang filsuf Italian
bernama Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang berjudul “Aesthetic as
Science of Expression and General Linguistic.” Dalam buku tersebut,
beliau menyatakan bahwa “art is expression of impressions (seni adalah
pengungkapan dari kesan-kesan)
KESERASIAN
Kata serasi, mendengar kata tersebut
pastinya yang terlintas di pikiran kita adalah cocok, pas, atau sesuai.
Keserasian, berasal dari kata serasi, dimana serasi memiliki arti cocok
atau sesuai benar. Kata cocok mengandung unsur perpaduan , pertentangan
ukuran, dan seimbang. Segala sesuatu yang serasi pasti menghasilkan
suatu keindahan, misalnya keserasian pakaian yang kita kenakan, maka
akan terlihat indah dan enak untuk dilihat. Ada beberapa teori
keserasian, diantaranya:
1. Teori Objektif
Teori ini berpendapat bahwa keindahan
atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetika adalah sifat yang memang
melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya.Pendukung teori ini adalah Plato, dan Hegel.
2. Teori Perimbangan
Teori ini berpendapat bahwa keindahan
dianggap sebagai kualitas dari benda-benda yang disusun. Hubungan dari
bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai
perimbangan atau perbandingan angka-angka. Pendukung teori ini adalah
Pythagoras.
Kesimpulannya, menurut saya segala
sesuatu yang serasi pasti akan menghasilkan suatu keindahan yang enak
untuk dilihat mata kita dan keserasian tersebut membuat kita merasa
senang dan nyaman. Dalam hidup, kita juga harus memperhatikan keserasian
dalam segala aspek baik dalam hal berpakaian, selera seni, atau bahkan
dalam kehidupan bersama dengan sesama manusia.
3. Teori Subjektif
Teori ini berpendapat bahwa ciri-ciri
yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya
perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung teori
ini adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry.
sumber : Buku IBD Universitas Gunadarma karangan Widyo Nugroho dan Achmad Muchji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar