Rabu, 13 April 2016

Manusia dan Cinta

                                                      Manusia dan Cinta
                                                  
A.    Pengertian Cinta
     Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.j.s. Purwadarminta, cinta adalah rasa suka, sayang ataupun rasa kasih yang membuat hati seseorang tertarik akan sesuatu. Sedangkan arti kasih mempunyai arti perasaan sayang atau cinta atau menaruh belas kasihan. Bisa dibilang kedua kata tersebut mempunyai arti yang hampir sama. Kata kasih memperkuat kata cinta, karena itulah cinta kasih dapat juga kita artikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang yang disertai dengan menaruh perasaan belas kasihan. Walau mempunyai arti yang hampir sama, cinta dikatakan lebih mengandug pengertian mendalamnya sebuah rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya rasa atau bisa dikatakan wujud dari cinta itu sendiri.
     Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan, karena cinta merupakan landasan dalam sebuah perkawinan. Cinta juga adalah sebagai pengikat hubungan anatara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia bisa menyembah Tuhannya dengan ikhlas, pengikuti perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya. Dalam ajaran agama islam yang tersebut didalam Al-Qur’an, cinta memiliki tiga tingkatan yakni cinta tingkat tertinggi, cinta menengah, dan cinta rendahan. 
     Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, kepada Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah. Hal ini merupakan keharusan bagi umat islam karena tidak diragukan lagi bahwa orang yang telah merasakan nikmatnya iman akan meyakini bahwa hanya Tuhan lah satu-satunya zat yang maha sempurna, maha indah, dan maha agung di dunia ini.
     Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, suami/istri dan kerabat. Cinta menengah adalah suatu energi yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Perasaan lembut yang diberikan oleh Tuhan dalam jiwa dan hati inilah yang membentuk perasaan cinta dan kasih sayang dari seseorang terhadap orang lain.

           Cinta tingkat rendahan adalah cinta yang keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Bentuknya bisa berupa cinta kepada setan, cinta didasrkan hawa nafsu, dan sebagainya.
     
      B.    Cinta Menurut Ajaran Agama
     Dalam kehidupan manusia, cinta bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Ada manusia yang mencintai dirinya sendiri. Ada manusia yang mencintai orang lain seperti istri/suami atau kepada anak dan keluarganya. Ada pula manusia yang mencintai Tuhan dan Rasul-Nya. Berbagai bentuk dari cinta bisa kita temukan dalam Al-Qur’an.
     Yang pertama adalah cinta diri. Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Sebagai contoh, wujudnya bisa digambarkan sebagai kecintaan manusia terhadap harta yang bisa merealisasikan segala keinginannya dan memudahkannya dalam mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. Tidak ada yang salah dengan itu, namun seharusnya cinta manusia pada dirinya sendiri janganlah terlalu berlebihan. Lebih baik jika cinta kepada diri sendiri diimbangi dengan cinta kepada orang lain dan cinta dalam berbuat kebaikan kepada mereka.
     Yang kedua adalah cinta kepada sesama manusia. Didalam Al-Qur’an, Allah SWT menyuruh seluruh hambanya untuk saling mencintai sesama orang beriman seperti mencintai dirinya sendiri.
     Yang ketiga adalah cinta seksual. Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Dorongan seksual menyebabkan lahirnya keturunan yang penting demi kelangsungan jenis makhluk hidup.
     Yang keempat adalah cinta kebapakan. Cinta kebapakan diwujudkan dalam bentuk perhatian seorang bapak atau ayah kepada anaknya. Bentuknya bisa berupa nasehat atau arahan yang diberikan kepada anak-anaknya demi kebaikan anaknya sendiri.
     Yang kelima adalah cinta kepada Allah. Manusia yang mencintai Allah akan menjaga perilakunya dan mengharapkan pahala serta kebaikan dari Allah. Cinta yang ikhas dari seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya.
     Dan yang terakhir, cinta kepada rasul. Sebagai utusan Allah. rasul merupakan sosok ideal yang bisa manusia jadikan contoh dalam menjaga perilaku, maupun sopan santun.
C.    Kasih Sayang
     Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta adalah perasaan sayang. Perasaan cinta atau suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berkeluarga, kasih sayang merupakan kunci keharmonisan sebuah keluarga. Dalam kasih sayang, sadar atau tidak masing-masing pihak dituntut bertanggung jawab, berkorban, jujur, saling percaya, saling mengerti, saling terbuka sehingga keduanya bisa menjadi satu kesatuan yang utuh.
     Kasih sayang merupakan dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara orang tua dengan anak bertujuan supaya anak bisa berkembang menjadi pribadi yang baik. Orang tua dalam memberikan kasih sayang kepada anaknya bermacam-macam bentuknya, diantaranya :
1.      Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif. Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang kepada anaknya baik berupa moral-materiil sebanyak-banyaknya, sedangkan si anak menerim saja. Hal ini dapat membuat anak menjadi takut dalam menyatakan pendapatnya sehingga si anak akan sulit berdiri sendiri dalam dunia masyarakat.
2.      Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif. Dalam hal ini si anak berlebihan dalam memberikan kasih sayang kepada orang tuanya, orang tuanya tidak mempedulikan dan tidak perhatian atas apa yang telah dilakukan anaknya.
3.      Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif. Dalam hal ini kehidupan keluarga sangat dingin. Tidak ada saling tegur sapa bila tidak penting. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.

4.      Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif. Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang satu sama lain. Sehingga hubungan anak dengan orang tua berjalan dengan harmonis.

  
      D.    Kemesraan
     Kemesraan berasal dari kata mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan yang akrab baik laki-laki maupun perempuan yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudang menjadi pasangan suami-istri. Kemesraan pada dasarnya merupakan wujud kasih sayang yang dalam. Kemampuan mencinta memberi nilai dalam hidup kita. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.
     Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

  
      E.    Pemujaan
     Pemujaan merupakan salah satu bentuk cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhannya tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Hal itu karena pemujaan kepada Tuhan merupakan inti, nilai dan makna kehidupan yang  sebenarnya. Semua itu terjadi karena Tuhan lah yang menciptakan manusia juga alam semesta.
     Tuhan adalah pencipta dan Tuhan juga adalah penghancur segalanya. Karena itu jelaslah manusia takut kepada-Nya dan memuja-Nya karena Tuhan adalah sang pencipta alam semesta termasuk manusia itu sendiri. Bentuk kecintaan manusia kepada Tuhan diwujudkan dalam bentuk ibadah baik itu dengan cara pemujaan maupun sholat. Ibadah pada dasarnya merupakan cara berkomunikasi manusia dengan Tuhannya. Memohon ampun atas segala dosa-dosanya, meminta perlindungan kepada-Nya, memohon supaya ditunjukkan jalan yang benar, dan lain sebagainya merupakan bentuk-bentuk daripada ibadah.
     Bila setiap hari manusia memuja kebesaran-Nya dan selalu memohon apa yang diinginkannya, dan Tuhan mengabulkannya, maka wajarlah cinta manusia kepada Tuhannya adalah cinta mutlak. Cinta yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Dan alangkah besarnya dosa kita, bila kita tidak mencintai-Nya walaupun hanya sekejap.

  
      F.    Belas Kasihan
     Dalam surat Yohanes disebutkan bahwa ada tiga macam cinta. Cinta agape adalah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta philia adalah cinta kepada orang tua dan saudara. Dan ketiga cinta amor/eros adalah cinta antara pria dengan wanita. Selain itu dari tiga itu masih ada cinta sesama. Cinta sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama diberikan istilah belas kasihan untuk membedakannya dari cinta kepada orang tua, pria-wanita, dan cinta kepada Tuhan.
     Dalam cinta sesama ini dikenal istilah belas kasihan karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya melainkan karena penderitaannya. Jadi kata kasihan mempunyai arti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Dalam surat Al-Qolam ayat 4 dijelaskan bahwa manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain karena belas kasihan merupakan perbuatan orang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi dimuliakan oleh Allah.
     Dalam kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihani dan ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk menumpahkan belas kasihan. Diantarany kita bisa memberikan belas kasihan kita kepada anak-anak yatim, orang-orang jompo, orang yang cacat, orang hidup menderita dan sebagainya. Berbagai cara orang dalam memberikan belas kasihan kepada orang lain tergantung pada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, barang, pakaian, makanan dan banyak lagi.


      G.    Cinta Kasih Erotis
     Cinta kasih erotis adalah kehausan akan penyatuan yang sempurna dengan orang lain. Pada hakekatnya cinta kasih erotis bersifat eksklusif bukan universal, dan juga merupakan bentuk cinta kasih yang tidak dapat dipercaya.
     Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak dimiliki cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Kerap kali eksklusivitas cinta kasih erotis sering disalah artikan sebagai suatu ikatan hak milik. Cinta kasih erotis yang eksklusif hanyalah bila seseorang menyatukan dirinya secara lengkap dan intensif hanya dengan satu orang lain saja. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan cinta kasih terhadap orang lain hanyalah dalam segi fusi-fusi dan keikutsertaan dengan semua aspek kehidupan orang lain, tetapi bukan dalam arti cinta kasih kesaudaraan yang mendalam terhadap orang lain.


  Kesimpulan :  yaitu bila seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi serta menerima                                    pribadi orang lain dengan sepenuh hati. Cinta kasih pada hakekatnya merupakan                                  kemauan. Suatu keputusan untuk mengikat hidupnya dengan kehidupan orang lain.


Sumber :  Ilmu Budaya Dasar oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji

Manusia dan keindahan

MANUSIA DAN KEINDAHAN


Kata Pengantar
 
         Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karna dengan karuniaNya lah pada akhirnya kami, selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ MANUSIA DAN KEINDAHAN”. Makalah ini di susun dan dibuat berdasarkan materi materi yang ada. Materi materi ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar ilmu budaya dasar.
       Makalah ini ditulis berdasarkan preferensi dari artikel yang berkaitan dengan ilmu budaya dasar. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sarwoko selaku dosen pengajar mata kuliah soft skill ilmu budaya dasar atas bimbingan dan pengarahannya dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Dan juga kepada rekan rekan mahasiswa yang telah membantu sehingga dapat meneyelesaikan makalah ini.
       Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca tentunya akan mampu membawa penulis menuju perbaikan yg lebih baik.
         Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
 
Bekasi, April 2016
 
Penulis
                                   

                                                    MANUSIA DAN KEINDAHAN

PENGERTIAN KEINDAHAN
 
Apa itu keindahan? Kata keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Tentunya kita semua dan saya sendiri tahu  bahwa keindahan merupakan sesuatu, baik itu benda, pemandangan atau bahkan alunan musik yang enak dilihat, didengar dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Kita sebagai manusia tentunya menyukai keindahan, contohnya keindahan akan lukisan yang dipajang di ruang tamu kita, karena lukisan tersebut indah maka kita memasangnya di ruang tamu karena lukisan tersebut indah, bagus, dan memiliki nilai estetika dan seni yang tinggi.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul “Garis Besar Estetika”, menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris, keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” dalam bahasa Perancis “beau” dalam bahasa Italia dan Spanyol “bello” yang berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek menjadi “bellum”.
Selain itu, pengertian keindahan dapat dilihat dalam arti luas, estetik murni, dan terbatas.
  • Keindahan dalam arti luas, yaitu keindahan dalam ide kebaikan, watak yang indah, dan hukum yang indah. Keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga indah.
  • Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang pada hubungannya dengan apa yang diserapnya.
  • Keindahan dalam arti terbatas, yaitu keindahan yang dapat diserap seseorang melalui panca indera.
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula bangsa Yunani pada jaman dahulu yang di dalamnya tercakup kebaikan. Bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan, misalnya pahatan sebuah patung atau lukisan. Kemudian “harmonia” untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi, pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, alam, moral, dan intelektual.
Keindahan juga memiliki nilai-nilai, yaitu nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik.
- Nilai intrinsik: sifat baik yang terkandung di dalamnya.
- Nilai ekstrinsik: suatu alat untuk membantu suatu hal.
Keindahan yang kita rasakan dalam hidup ini, dapat kita kita nikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang dinikmati menurut selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstensi. Kontemplasi adalah dasar dari dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menimati sesuatu yang indah. Penggabungan kontemplasi dan ekstensi dan dihubungkan di luar diri manusia maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah akan menarik perhatian orang.
RENUNGAN
Renungan berasal dari kata dasar renung, yang berarti diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Saya sendiri pastinya pernah merenung, merenungkan hal-hal yang telah terjadi selama hidup saya, memikirkan kembali segala sesuatu yang saya alami dalam hidup saya, kemudian memikirkan dalam-dalam segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, baik buruknya, bermanfaat atau tidaknya dan sebagainya. Hasil dari saya merenung itu disebut sebagai renungan.
Ada beberapa teori dalam renungan, yaitu:
 
1. Teori Metafisik
Teori ini merupakan salah satu teori tertua yang berasal dari Plato, yang karya-karya tulisannya sebagian membahasa estetik filsafati, konsepsi keindahan, dan teori seni. Mengenai sumber seni, Plato mengemukakan teori peniruan. Hal ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Dalam jaman modern ini, teori metafisik lainnya dikemukakan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau, seni adalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita.
 
2. Teori Psikologis
Sebagian ahli estetik abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanyna dengan menggunakan metode-metode psikologis. Misalnya, menurut teori psikoanalisi bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginana alam bawah sadar seseorang. Teori lain yang dapat dimasukkan ke dalam teori psikologis adalah teori penandaan yang memandang seni sebagai suatu tanda atau lambang manusia. Menurut teori penandaan, karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya.
 
3.  Teori Pengungkapan
Dasar dari teori ini adalah bahwa “art is an expression of human feeling”. Teori ini berhubungan dengan yang  dialami seorang seniman yang akan menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal adalah seorang filsuf Italian bernama Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang berjudul “Aesthetic as  Science of Expression and General Linguistic.” Dalam buku tersebut, beliau menyatakan bahwa “art is expression of impressions (seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan)
KESERASIAN
Kata serasi, mendengar kata tersebut pastinya yang terlintas di pikiran kita adalah cocok, pas, atau sesuai. Keserasian, berasal dari kata serasi, dimana serasi memiliki arti cocok atau sesuai benar. Kata cocok mengandung unsur perpaduan , pertentangan ukuran, dan seimbang. Segala sesuatu yang serasi pasti menghasilkan suatu keindahan, misalnya keserasian pakaian yang kita kenakan, maka akan terlihat indah dan enak untuk dilihat. Ada beberapa teori keserasian, diantaranya:
 
1. Teori Objektif
Teori ini berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetika adalah sifat  yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori ini adalah Plato, dan Hegel.
2. Teori Perimbangan
Teori ini berpendapat bahwa keindahan dianggap sebagai kualitas dari benda-benda yang disusun. Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka. Pendukung teori ini adalah Pythagoras.
Kesimpulannya, menurut saya  segala sesuatu yang serasi pasti akan menghasilkan suatu keindahan yang enak untuk dilihat mata kita dan keserasian tersebut membuat kita merasa senang dan nyaman. Dalam hidup, kita juga harus memperhatikan keserasian dalam segala aspek baik dalam hal berpakaian, selera seni, atau bahkan dalam kehidupan bersama dengan sesama manusia.
 
3. Teori Subjektif
Teori ini berpendapat bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung teori ini adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry.

sumber : Buku IBD Universitas Gunadarma karangan Widyo Nugroho dan Achmad Muchji